Dinkes Surabaya Sebut 328 Pasien Meninggal Akibat Covid
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat jumlah pasien confirm covid-19 yang meninggal mencapai 328 orang, hingga Senin, 15 Juni 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai penyakit bawaan, dan sisanya murni karena covid-19
“Penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), komplikasi DM dan hipertensi, serta penyakit jantung,” kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, melalui rilisan persnya, Selasa, 16 April 2020.
Dia mengatakan, untuk DM tanpa komplikasi terdapat 57 kasus, sedangkan DM dengan komplikasi ada 62 kasus. Mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut. Sedangkan persentase pasien confirm covid-19 yang meninggal, yakni berjenis kelamin laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 sampai 64 persen.
“Jadi mereka harus berhati-hati, DM nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol. Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia,” kata perempuan yang kerap disapa Feny itu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya, dokter Mulyadi pun mengamini hal tersebut. Menurut dia komorbid yang tertinggi didominasi penyakit T2DM type 2 diabetes mellitus (T2DM), kemudian hipertensi dan jantung.
“Jadi orang covid-19 banyak meninggalnya karena pneumonia ARDS (acute respiratory distress syndrome). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes,” kata dr. Mulyadi.
Data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya sendiri, kata Mulyadi, ada sekitar 23 persen pasien covid-19 yang juga memiliki gangguan T2DM, kemudian, 17 persen dengan hipertensi, dan 8 persen penyakit jantung.
“Jadi orang yang meninggal ataupun yang sakit dengan covid-19 itu kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung,” jelasnya.
Menurut dia, T2DM ini biasanya dominan menyerang kepada mereka yang sudah berumur 30 tahun ke atas atau lansia. Orang yang sebelumnya memiliki T2DM lebih rentan terkena covid-19, sebab imunnya menurun.
“Setiap pasien yang meninggal dengan covid-19 dengan pneumonia pasti dia juga ada diabetesnya. Banyak penyebab kematian adalah pneumonia, tapi kita lihat komorbidnya adalah paling banyak diabetes, jadi berbarengan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSUD dr. Soewandhie Surabaya, dr. Susaniwati, menambahkan, orang yang sebelumnya memiliki sakit paru seperti asma juga rentan jika sampai terkena covid-19.
“Selama ini pasien paru saya kebanyakan yang sudah tua itu saya berpesan agar tidak keluar jika tidak penting dan lebih menjaga diri,” kata Susaniwati,
Menurut dia, untuk mencegah dan menghindari penularan covid-19 hanya bisa dilakukan jika orang tersebut mau disiplin. Yakni dengan rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, serta tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan.
“Untuk mencegahnya kita harus benar-benar disiplin. Bagi yang rentan atau punya penyakit, maka dia juga harus mengurangi paparan seperti tidak keluar rumah jika tidak penting,” tutupnya.
Advertisement