Perempuan Bercadar Penuhi Maulid Nabi di Monas
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan silang Monas Jakarta, dipenuhi perempuan bercadar, serta mengenakan busana penutup aurat dengan dasar warna hitam.
Di antara mereka juga mengenakan ikat kepala yang bertuliskan kalimat tauhid. Wanita bercadar ini selalu menghindar setiap kali akan difoto. Yang lain menutupi wajahnya dengan telapak tangan dan tas.
"Jangan foto aku, aku tidak boleh difoto," pinta salah satu peserta sambil membalikkan badan.
Maulid Nabi yang diselenggarakan Majelis Rasulullah SAW, Minggu 20 Nopember 2018 dihadiri sekitar 5 ribu umat muslim. Mereka melantunkan sholawat dengan bercucuran air mata, cermin kecintaannya kepada nabi Muhammad Rasulullah.
Sementara Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'di mengajak seluruh umat Islam agar menjadikan momentum peringatan Maulid Nabi SAW untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan berbuat kebajikan dan beramal shaleh dengan cara meneladani sifat dan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW sebagaimana misi kenabiannya yaitu untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak umat manusia.
Kepada semua umat Islam agar dapat mewarisi semangat dan misi kenabian yaitu semangat pembebasan dari ketertindasan, baik ketertindasan dari kemiskinan, kebodohan maupun keterbelakangan.
Karena hakekat dari misi risalah Nabi Muhammad SAW adalah melakukan pembelaan terhadap kaum yang lemah dan tertindas dengan berempati merasakan beratnya penderitaan mereka ('azizun 'alaihi ma 'anittum).
Memberikan rasa aman dan sentosa (harishun `alaikum) dan memberikan rasa belas kasih sayang terhahadap sesama umat manusua (raufun rahim)
Bertepatan dengan Peringatan Hari Msulid Nabi ini, MUI menyeru kepada kaum Muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan bersikap adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama, agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) yang dapat merusak tali silaturahmi antarumat Islam.
Hal tersebut sesuai dengan misi Nabi Muhammad SAW yang ingin mewujudkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) dan persatuan umat (wihdatul ummah) sebagaimana yang dilakukan Nabi ketika menyatukan dan mepersaudarakan kaum muhajirin dan anshor saat membangun kota Madinah.
MUI juga mengajak seluruh umat beragama untuk mengembangkan hidup damai, penuh harmoni dan toleransi (tasamuh) antarumat beragama. Hal tersebut merupakan spirit aktualisasi dari visi Islam rahmatan li al-‘alamin (agama cinta dan kasih sayang bagi semesta raya).
Spirit maulid tersebut harus diwujudkan melalui sikap dan perilaku keberagamaan yang santun, rukun, toleran, saling menghormati, dan menerima perbedaan keyakinan. (asm).
Advertisement