Mau Panen, 500 Pohon Pepaya di Jember Dibabat Orang Tak Dikenal
Samsul Arifin, 47 tahun, warga Dusun Manggis, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Jember kaget mendengar kabar pohon pepayanya dibabat orang.
Sekitar 500 pohon di lahan seluas 0,5 hektar itu nyaris semua dibabat. Hanya tinggal beberapa yang masih terlihat kokoh.
“Di situ ada 500-an pohon pepaya, hampir semua dibabat oleh pelaku. Hanya disisakan pohon yang letaknya cukup dekat dengan rumah warga,” kata Kakak Samsul Arifin, Sumianta, saat dikonfirmasi pada Rabu, 29 Juni 2022.
Pagi itu, Senin, 27 Juni 2022, ada tetangga yang mendatangi rumah korban. Ia menanyakan alasan pohon pepaya milik korban dibabat.
Korban yang tidak merasa membabat pohon pepayanya, kaget mendengarkan informasi dari tetangga itu. Korban kemudian mengecek ke kebunnya.
Benar saja, hampir 500 pohon pepaya dengan buah yang hampir saja panen itu kini tinggal separuh. Korban hanya bisa pasrah melihat ujung dan buah pepaya itu yang berserakan di tanah.
Korban hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Meskipun ia mencurigai seseorang, namun tidak punya bukti yang kuat.
Dengan dibantu sanak famili, korban akhirnya menutup ujung pohon pepaya yang sudah terpotong itu. Korban masih berharap, pohon pepaya miliknya masih bisa berbuah, meskipun harus menunggu 3-4 bulan lagi.
“Dilihat dari bekas potongan pohon pepaya, pelaku menggunakan benda tajam. Saya yakin pelaku tidak hanya satu orang,” tambah Sumianta.
Korban yakin, pelaku melancarkan aksinya lewat tengah malam. Sebab, hingga tengah malam masih banyak warga yang melintas di dekat kebun pepaya korban.
Sebanyak 500 pohon yang sudah berusia enam bulan itu, korban hanya sempat memanen buahnya satu kali. Dari panen itu, korban mampu meraup keuntungan hampir Rp 5 juta.
Akhir bulan Juni 2022 ini, korban sudah siap-siap untuk panen yang kedua kalinya. Namun, kini itu hanya sekadar harapan.
Korban harus menunggu 3-4 bulan lagi untuk menikmati panen dari pohon pepaya yang ditanamnya itu. Itu pun, buahnya tidak akan sebagus buah yang kini terbengkalai di tanah.
Atas kejadian ini korban mengalami kerugian sekitar Rp10 juta. Bahkan korban juga harus kehilangan uang Rp5 juta hasil panen ke-2 yang sudah di depan mata.
Meski korban berusaha ikhlas, namun tetap memilih melaporkan kasus itu ke Polsek Sumberbaru.
“Sudah dilaporkan ke Polsek Sumberbaru satu hari setelah kejadian. Bahkan dari Polsek sudah ada anggotanya yang mengecek ke TKP,” pungkas Sumianta.