Mau Jadi Relawan? Penuhi Dulu 5 Hal Ini
Bencana alam seperti gempa, banjir, gunung meletus tentu butuh uluran tangan banyak orang untuk membantu para korban.
Seperti gempa disertai tsunami yang terjadi di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah beberapa hari yang lalu. Ribuan orang terkena musibah bencana alam tersebut. Ada yang meninggal, luka berat, luka ringan, maupun luka secara psikologis.
Tragedi ini memicu banyak orang untuk mengulurkan bantuannya membantu meringankan korban bencana tersebut. Baik bantuan alat, uang, hingga tenaga seperti tenaga relawan.
Dilansir dari akun twitter Kementrian Kesehatan Indonesia @KemenkesRI, ada sejumlah tenaga kesehatan sudah diberangkatkan untuk merawat korban bencana gempa disertai tsunami di Palu dan Donggala.
Ada 855 personil yang sudah diberangkatkan untuk menangani masalah kesehatan korban gempa Palu-Donggala-Sigi. Adapum rinciannya 188 dokter umum, 79 dokter spesialis, 430 perawat, 11 penata anastesi, 12 bidan, 7 farmasi, dan 128 orang tenaga non paramedis.
Namun, sebelum memutuskan untuk menjadi relawan, ada baiknya anda memperhatikan hal-hal di bawah ini, agar dalam menolong korban bencana alam anda tak jatuh sakit.
Ada 5 hal yang harus diperhatikan saat akan menjadi relawan bencana alam:
1. Kesiapan Mental
Ketika Anda memutuskan menjadi relawan, rasa ikhlas membantu saja tidaklah cukup. Sebelum berangkat sebaiknya Anda benar-benar menyiaokan mental. Mulailah dengan tidak memiliki ekspektasi berlebih terhadap kondisi wilayah terdampak bencana.
Relawan bisa saja tidak mandi teratur, tidur di kasur, bisa mengakses air bersih, atau menggunakan perangkat elektronik yang membutuhkan listrik. Apalagi, walaupun ada beberapa wilayaj yang sudah teraliri listrik. Masalah pasokan listrik masih menjadi persoalan setelah gempa dan tsunami di Palu-Donggala.
Terpenting, seorang relawan perlu terlebih dahulu memahami bahwa kondisi wilayah terdampak bencana akan jauh berbeda dengan rumah atau daerah tinggalnya.
2. Mampu Memanagemen Stress
Saat menjadi relawan, stress adalah suatu kondisi yang sangat mungkim terjadi. Melihat pemandangan yang tidak biasa, dan menghadapi korban dengan perasaan yang bermacam-macam, tentu sedikit banyak akan memengaruhi psikologi Anda.
Sebaiknya, relawan memiliki kemampuan konseling dasar serta manajemen stres. Tujuannya agar relawan tidak mudah terbawa arus emosi korban bencana. Jika sebagai relawan - Anda terbawa stres. Bisa jadi Anda malah menjadi beban bagi relawan lainnya, juga korban.
3. Siapkan dan Maksimalkan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Sebelum berangkat, pastikan Anda sudah membawa alat dan barang yang berfungsi sebagai pelindung diri. Seperti masker, sepatu boot, sarung tangan karet, dan kaca mata pelimlndung. Bila perlu, Anda tidak perlu malu membawa obat nyamuk badan, krim tabir surya, dan obat-obatan pribadi.
4. Siapkan Perlengkapan Terkait Higiene dan Sanitasi
Membawa trash bag dengan jumlah cukup, peralatan makan sendiri, dan instant hand sanitizer adalah hal yang juga penting.
Sebab, relawan juga perlu menyiapkan peralatan untuk menjaga higinitas dan kebersihan.
Selain itu, tahu tentang cara menyimpan stok makanan hingga cara membuang sampah, tak kalah pentingnya. Hal itu dilakukan agar tidak menimbulkan penyakit yang hanya akan menjadi masalah baru di kawasan terdampak. Relawan perlu menjaga diri dari penyakit yang berasal dari makanan atau sampah yang tak tepat ditangani.
5. Minum Prophalaxys
Prophalaxys adalah obat malaria. Meminumnya sebelum berangkat ditujukan untuk mencegah infeksi masuk ke tubuh kita. Namun, untuk mengonsumsi obat antibiotik ini, ada baiknya Amda berkonsultasi dulu dengam dokter.