Mau Jadi Guru SD Yang Memiliki Kemampuan Managemen Kesehatan? UNUSA Pilihan Tepat
Calon guru sekolah dasar saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan lebih. Tidak sekedar mengajar dan memberikan PR kepada peserta didiknya saja. Calon pahlawan tanpa tanda jasa juga dituntut mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif apalagi untuk siswa-siswa sekolah dasar.
Nah..bagi yang ingin menjadi seorang guru yang handal dan memiliki kemampuan yang beda dengan guru lainnya, Anda sangat tepat bila memilih Universitas NU Surabaya (UNUSA).
Kepala Prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNUSA, Sri Hartatik,SSi, M.Pd mengatakan PGSD di UNUSA ini memiliki keistimewaan dibanding kuliah PGSD di tempat lain.
"S1 PGSD UNUSA adalah salah satu prodi yang mencetak calon guru sekolah dasar yang profesional, dengan dilengkapi kemampuan pedagogik yang mengelola sekolah dasar. Salah satu keunggulan dari Prodi S1 PGSD Unusa adalah UNUSA itu berakar dari universitas kesehatan, sehingga PGSD UNUSA membekali mahasiswa-mahasiswa dalam bidang kesehatan," katanya.
Ini merupakan salah satu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jurusan PGSD di univrsitas lain. "Keistimewaannya adalah PGSD di UNUSA tidak hanya dilatih bagaimana menjadi guru yang profesional saja, tetapi para calon guru di UNUSA juga dibekali dengan kemampuan dalam bidang kesehatan. Ini karena UNUSA basic pendidikannya adalah kesehatan," katanya.
Pendidikan kesehatan yang bagaimana? Kata Tatik, panggilannya, para mahasiswa PGSD UNUSA diberikan mata kuliah yaitu dokter kecil. Mata kuliah ini wajib umumnya, agar di kemudian hari calon guru lulusan UNUSA mampu mengelola kesehatan baik kesehatan pribadi, lingkungan, serta calon anak-anak didiknya.
Mata kuliah dokter kecil ini, merupakan mata kuliah yang tidak ada di univeristas lainnya. Ini dilatarbelakangi dengan fenomena kegiatan kesehatan di hampir setiap sekolah dasar belum optimal. "Misalnya kegiatan UKS di sekolah-sekolah dasar itu hampir tidak berjalan. Padahal UKS itu sangat penting bagi siswa," katanya.
"Menyikapi fakta ini, kemudian UNUSA yang memiliki basic di bidang kesehatan, membekali calon-calon guru sekolah dasar dari UNUSA dengan pendidikan kesehatan yang diberi nama mata kuliah dokter kecil. Alhamdulillah responnya cukup positif di masyarakat," katanya.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, di Prodi S1 PGSD UNUSA ini juga mendukung gerakan literasi di Indosesia. Ini terbukti dengan adanya program-program yang sudah dijalankan seperti pada Mata Kuliah KKN dan PPL.
"Dalam program ini, mahasiswa memperoleh bimbingan dan arahan dari pembimbingnya untuk mengembangkan budaya literasi di daerah atau sekolah mitra seperti mengajarkan untuk menempelkan hasil karya siswa, membantu memberdayakan perpustakaan sebagai rujukan siswa, membuat pojok pojok literasi pada sekolah sekolah binaan," ujar Sri Hartatik.
Keunggulan Lain di UNUSA, Mahasiswa PGSD Dituntut Kreatif dan Inovatif dalam Pembuatan APE
Disamping keunggulan itu, lanjut Tatik, keunggulan lain Prodi S1 PGSD UNUSA adalah mahasiswa dituntut memiliki kreativitas dan inovasi yang lebih yaitu membuat alat Permainan edukatif (APE). APE adalah media pembelajaran untuk sekolah dasar yang diambilkan dari barang-barang yang tidak dipakai, koran bekas, botol bekas, dan lain-lain.
"Misal saat guru mengajarkan mata pelajaran matematika, guru tersebut mengajarkan dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai kemudian dimodifikasi dan didesign sehingga terciptalah suatu APE. Bahannya bisa dari kertas bekas, botol bekas, kardus-kardus, koran-koran bekas, atau apa saja yang bisa diolah menjadi media pembelajaran," katanya.
Tuntutan seorang calon guru harus kreatif, inovatif menjadi suatu kemampuan sangat dibutuhkan di tempat kerja saat ini. "Calon guru tersebut harus mempu memanfaatkan barang-barang bekas untuk menjadi suatu media yang bisa digunakan untuk menyalurkan informasi kepada siswanya. Ini sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa UNUSA bahwa nanti ketika dia lulus menjadi sarjana dan menjadi guru yang siap diterima di lembaga pendidikan manapun dengan mudah," katanya.
Ketrampilan dalam membuat alat pendidikan edukatif ini, kata Tatik, ini merupakan sejalan dengan visi dan misi UNUSA dalam mencetak tenaga-tenaga yang profesional, terampil, dan juga mereka bisa mengembangkan wira usaha dengan memproduksi APE-APE dengan skala yang lebih baik, sehingga bisa diperjualbelikan kepada masyarakat.
Dapat Akreditasi B, PGSD UNUSA Semakin Moncer
Prodi S1 PGSD UNUSA dikategorikan merupakan salah satu Prodi baru. Peralihan bentuk dari Stikes Yarsis menjadi Univeristas NU Surabaya (UNUSA) itu dilengkapi dengan beberapa prodi baru salah satunya S1 Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Prodi ini berdiri pada tahun 2013. Saat ini telah meluluskan 1 angkatan dimana tingkat kelulusannya 100 persen sudah bekerja sebagai guru sekolah dasar. Dengan status akreditasi B dan mengantongi nlai 333 pada tahun 2017 ini membuktikan bahwa PGSD UNUSA sangat diterima di masyarakat.
"Tahun pertama jumlah mahasiswa kita sangat minim, tapi di tahun ini jumlah mahasiswa kita meningkat drastis yakni mencapai 95 orang. Ini berarti PGSD UNUSA dengan keunggulannya itu mendapat respon bagus di masyarakat," katanya.
Sementara dilihat dari biaya pendidikan, PGSD UNUSA relatif tidak terlalu mahal. "Kuliah di kami biaya per semesternya hanya Rp 3,5 juta. Dan ini relatif tidak mahal. Apalagi tahun depan mahasiswa PGSD ini akan menggunakan sistem pembelajaran E-Sorogan, dimana nanti setiap mahasiswa dibekali dengan tablet untuk sarana pembelajaran di kampus," ujar Tatik. (adv/wit)
Advertisement