Karoseri Adiputro Mati Suri karena Pandemi
Perusahaan karoseri di Kota Malang, Adiputro merugi sejak adanya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, lalu. Biasanya, perusahaan perakitan otomotif tersebut perbulan mendapat sekitar 125 pesanan, sejak pandemi, pesanan menurun drastis hingga 95 persen.
"Namun sejak pandemi kami pernah tidak mendapatkan pesanan (perakitan bus) sama sekali. Untuk bulan ini (Agustus 2020) masih sekitar satu sampai dua pesanan," ungkap Direktur PT Adiputro Wirasejati, David Jethrokusumo pada Jumat 28 Agustus 2020.
Hal itu juga berimbas pada nasib karyawan yang bekerja di perusahaan perakitan itu. David mengatakan disebabkan karena sepi pesanan, pihaknya merumahkan hampir separuh karyawannya. "Karyawan juga kami kurangi. Jumlah karyawan kami sekitar 1.400 orang. Itu kami kurangi hampir separuhnya," jelasnya.
David mengatakan jika sebelum adanya pandemi Covid-19, pabrik-pabriknya berisik oleh suara mekanik. Namun, sejak pandemi terlihat mesin-mesin milik Adiputro menganggur. "Biasanya di sini berisik Mas. Bisa dilihat sekarang sepi begini," tuturnya.
David menuturkan, sepinya pemesanan tersebut karena banyak bus yang mengganggur di gudang perusahaan otobus. Inilah yang menjadi penyebab Adiputro sepi pesanan. "Kami berharap agar pandemi ini segara berakhir saja. Karena ini jika masih ada pandemi, prediksi pemulihan perusahaan ini sulit diprediksi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, meski mengalami kesulitan di masa pandemi, Perusahaan Karoseri Adiputro, melakukan inovasi dengan meluncurkan new normal bus. Dinamakan new normal bus karena interior dari kendaraan tersebut sudah didesain menerapkan protokol kesehatan.
Di dalam bus juga sudah diterapkan protokol kesehatan seperti pembatasan tempat duduk, yang semula berjumlah sekitar 50an kursi, kini dipangkas hanya 31 kursi. Di tiap kursi juga ditaruh sekat pelindung yang berbentuk huruf U terbalik. Sekat pelindung tersebut berfungsi untuk menghindari kontak antar orang per-orang.
Di dalam bus tersebut ada dua lampu UV yang dipasang pada bagian depan dan belakang bus, untuk sterilisasi. Lampu UV itu akan dinyalakan ketika bus dalam kondisi kosong atau tanpa penumpang.