Mata Minus pada Orang Tua Bisa Menurun ke Anak
Orang tua yang memakai kacamata tebal akibat mata minus atau miopi (biasa dikenal dengan rabun jauh) sering kali memiliki anak yang juga memiliki minus tinggi.
Lantas benarkah ada hubungan genetik dalam hal ini?
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata Undaan (RSMU) Surabaya Dr. Lydia Nuradianti, SpM membenarkan, adanya faktor genetik yang mempengaruhi dalam hal ini selain faktor lain yang juga mempengaruhi mata minus.
"Iya memang benar ada hubungan genetik karena, anatomi bola mata dan korneanya sama. Hal ini yang mengakibatkan orang tua dengan mata minus anak juga akan mengalami hal yang sama, meskipun tidak semua," kata Lydia Nuradianti saat ditemui di RSMU Surabaya, Senin, 13 Agustus 2019.
Dokter dengan sub spesialis glaukoma ini menjelaskan, selain faktor genetik beberapa faktor lain juga akan mempengaruhi anak untuk mengalami mata minus.
"Seperti saat ini kan anak-anak aktif bermain gadget apalagi mainnya di tempat yang gelap, itu pasti akan berpengaruh ke otot-otot bola mata yang menegang dan lama kelamaan akan memicu mata minus atau miopi," jelasnya.
Lydia menyarankan, sebaiknya bila orang tua sudah mengalami mata minus apalagi keduanya, saat anak mulai memasuki usia anak dapat membaca di usia tiga atau empat tahun mulai melakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan tekanan bola mata dan sebagainya.
"Baiknya pemeriksaan mata ini dilakukan setiap enam bulan sekali pada dokter mata atau rumah sakit khusus mata," sarannya.
Selain pemeriksaan mata, ujar Lydia untuk mengurangi riesiko mata minus pada anak, orang tua juga dapat membuat anak sibuk di luar rumah dengan kegiatan yang positif.
"Untuk mengurangi risiko mata minus, caranya sangat mudah biarkan anak-anak bermain dan menghabiskan waktunya lebih lama di luar rumah," pungkasnya.