Masyarakat Senang Natal Dan Tahun Baru Tanpa Isu Ancaman Bom
Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Henriette T. Hutabarat-Lebang, mengatakan gembira karena suasana menjelang perayaan Natal dan tahun baru kali ini cukup baik, tidak ada isu ancaman bom.
"Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang sempat membuat masyarakat utamanya umat Kristiani waswas," ujar Pdt Henriette dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Selasa 24 Desember 2019.
Untuk itu ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh aparat keamanan yang terlibat dalam Oprasi Lilin untuk mengamankan perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Kapolri Jendral Polisi Idam Azis sebelumnya mengatakan, situasi keamanan menjelang perayaan Natal dan tahun baru di tanah air cukup kondusif. Masyarakat utamanya umat Kristen yang akan beribadah Natal di Gereja tidak perlu khawatir.
Meskipun ada jaminan keamanan dari Kapolri, masyarakat diminta tetap waspada. "Mengingat terbatasnya jumlah personel, aparat keamanan tidak bisa melakukan pengamanan orang perorang. Sementara pelaku kejahatan selalu mencari kelengahan kita," kata Kapolri kepada wartawan di Istana Negara, Senin 23 Desember 2019.
Sementara Konferensi Wali Gereja Indonedia (KWI) dan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dalam pesan Natal bersama, menyerukan kepada seluruh umat Kristiani yang akan merayakan Natal, hendaknya dilakukan secara sederhana, jauhkan dari kesan hura-hura.
Ia meminta agar mereka menghayati dengan benar makna dari Hari Natal tersebut, kemudian implementasikan dalam kehidupan sehari hari di tengah masyarakat.
Tema Natal bersama 2019 adalah "Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang". Tema ini diambil dari kitab Yohanes 15:14.
Pesan Natal bersama yang ditandatangani oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, selaku pimpinan Gereja-Gereja Katolik dan Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang sebagai pimpinan Gereja-Gereja Protestan di Indonesia, menyebutkan
pesan yang ingin disampaikan melalui tema Natal merujuk pada hiruk pikuk hidup ini.
Karena itu PGI dan KWI memandang penting bagi umat Kristen kembali ke identitasnya sebagai orang yang hidup dalam kasih.
Karena itu, momen Natal ini diharapkan bisa menjalin kembali persatuan dan kesatuan bangsa. Menjaga hubungan yang baik bagi saudara yang berbeda suku, agama dan ras.
Berbagai macam persoalan politik dan ekonomi yang mendera bangsa Indonesia silih berganti. Tapi mereka bersyukur, semua perbedaan yang ada itu, tidak sampai mengubah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang disatukan oleh prinsip Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu.
Advertisement