Masyarakat Ingin Bangun Jembatan Pengganti Perahu Tambang
Sidoarjo: Antisipasi Kecelakaan perahu terbalik beberapa waktu lalu di Kalimas Balongbendo diharapkan segera dibangun jembatan penyeberangan di beberapa ruas wilayah yang menggunakan perahu tambang sebagai moda transportasi.
"Hal tersebut sesuai keinginan masyarakat agar segera dibangunkan jembatan". Terang Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf saat Rapat Koordinasi dalam rangka Penanganan Perahu Tambang di Kantor Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, Selasa (18/4).
Menurutnya, perahu tambang merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat karena bisa menghubungkan batas wilayah antar kabupaten, kota, kecamatan dan desa. “Oleh sebab itu, alternatif transportasi yang aman adalah dibangunnya jembatan penyeberangan,” paparnya.
Maka pembangunan jembatan harus diusulkan terlebih dahulu,dan harus dikoordinasikan dengan Dinas PU bina Marga atau Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional. Paling tidak membutuhkan waktu dua tahun dalam pembangunannya. Tepatnya pada tahun 2018 sudah terbangun jembatan yang bisa digunakan.
Gus Ipul juga menjelaskan, apabila tetap menggunakan perahu tambang, hal utama yang harus diperhatikan adalah keselamatan. ”Misalnya apabila kapasitas perahu hanya enam orang maka tidak boleh lebih dari enam orang penumpangnya. Dan juga harus disediakan jaket pelampung dan tali yang digunakan harus dicek demi keselamatan penumpang,”tambahnya.
Ia juga menyarankan, untuk meningkatkan kapasitas operator perahu tambang diperlukan pelatihan secara menyeluruh mengenai teknik ketangkasan cara mengemudikan perahu, juga membedakan arus landa maupun deras. Selain itu, Gus Ipul berharap, ada tata kelola perahu tambang pada masing-masing kabupaten kota serta dilengkapi peraturan daerah setempat yang disesuaikan dengan kondisi sekitar.
“Pihaknya akan melakukan kajian terhadap jumlah perahu tambang di Jatim, sehingga akan diketahui total perahu tambang yang ada,” jelasnya.
Diketahui, kebutuhan masyarakat akan transportasi memang penting dan perlu ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, perlu kerjasama semua pihak dalam mewujudkan transportasi yang aman. Apabila ada kejadian kecelakaan seperti yang lalu, pihak yang disalakan adalah pemerintah karena dianggap lalai terhadap keselamatan.
Sementara itu, Kadishub Jatim Wachid Wahyudi menjelaskan, alat transportasi penyeberangan yang ada di Jatim pada tahun 2014 sebanyak 1032 titik. Jumlah tersebut pasti bertambah karena adanya pemukiman baru. Sedangkan untuk Kec. Wringinanom ada sembilan titik. (rah)