Masyarakat Diimbau Aktifkan Pendidikan Pesantren, Pesan Kiai Ma’ruf Amin
KH Ma’ruf Amin mengungkapkan, pesantren merupakan tempat untuk menyiapkan orang-orang alim. Pesantren sebagai wadah bagi penerus Nabi untuk senantiasa mendakwahkan agama. Karena itu, pondok pesantren harus terus dibangun.
"Jangan sampai (pondok pesantren) tidak tersisa. Saat ini, ulama masih banyak saja, pesantren sudah menjamur dimana-mana. Sekarang sudah banyak orang-orang yang tidak paham (agama) tapi langsung menjadi mubaligh atau penceramah di televisi. Bahkan pernah penceramah di televisi, menulis huruf arab salah. Orang seperti itu kok ceramah?" kata Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Senin (29/1/2018).
Saat ini MUI, tambahnya, sudah menertibkan mubaligh karbitan untuk tampil di televisi. Terdapat pelarangan bagi penceramah yang tidak mendapat rekomendasi dari MUI. Karenanya, kiai kharismatik itu mengajak masyarakat untuk menggerakkan dan menghidupkan gerakan 'Ayo Mondok'.
Kiai Ma'ruf Amin, sebelumnya tampil pada peringatan Haul ke-15 KH Muhammad Dawam Anwar, di Aula Pondok Putra Yapink, Jalan Sultan Hasanuddin, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (27/1) malam.
"Kita harus gerakkan orang untuk mondok. Supaya ada orangtua yang mengirim anaknya ke pondok pesantren. Minimal, salah satu anak di dalam keluarga dikirim ke pondok. Tapi dikirimnya itu anak yang pintar dan cerdas, biar nanti jadi kiai juga yang cerdas," katanya disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Ia mengimbau para orangtua tidak mengirimkan anak nakal ke pondok. Sebab, khawatir pondok pesantren berubah fungsi yang tadinya sebagai pencetak orang-orang yang paham agama, menjadi pusat rehabilitasi anak-anak nakal. Kalau demikian, lanjut Kiai Maruf, akan rusak pondoknya.
"Maka, kalau ngirim anak ke pondok, kirimkan anak-anak yang cerdas karena dia yang akan menuntun masyarakat, yang akan mencari solusi dari berbagai problematika kehidupan masyarakat. Supaya anak-anak yang dimasukkan ke pondok itu mampu menghadapi beragam permasalahan yang terjadi di lingkungannya," tandasnya.
Selain Kiai Maruf, hadir pula beberapa tokoh ulama setempat. Kesemuanya memberikan kesan dan bercerita mengenai kehidupan KH Dawam Anwar semasa hidup, tak terkecuali kiai yang sangat disegani di lingkungan NU itu.
Ia berkisah, banyak perjuangan yang dilakukan Kiai Dawam dalam membangun keumatan.
"Saat di PBNU, setelah saya menjabat Katib Aam pada 1898-1994, beliau meneruskan di periode 1994-1999. Saya dan Pak Kiai Dawam juga pernah bersama-sama menjadi anggota DPR-RI periode 1999-2004. Namun, pada 2003 beliau wafat," kenang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu. (adi)
Advertisement