Masya Allah! Ada Orang Terus Memanen, Ini Kesaksian Kanjeng Rasul
Menurut sebagian ulama, Isra' Mi'raj terjadi pada malam tanggal 27 Rajab (tahun 621 M), pada periode akhir kenabian di Mekah sebelum hijrah ke Madinah.
Isra' Mi'raj terjadi di tahun duka. Istri Rasulullah, Khadijah, dan pamannya Abu Thalib baru saja meninggal dunia. Padahal saat itu, tekanan begitu kuat datang dari kelompok musyrikin Mekah, yakni dari Abu Jahal, Abu Lahab, dan sekutunya.
Pada malam itu, Rasulullah melakukan perjalanan dari Mekah ke Masjidil Aqsha yang disebut Isra'. Sedangkan perjalanan Nabi dari Masjidil Aqsha ke langit tertinggi yakni Sidratul Muntaha, dinamakan Mi'raj.
Di Sidratul Muntaha, Kanjeng Rasul banyak menyaksikan kejadian-kejadian luar biasa. Ditegaskan dalam sejumlah hadits, berikut ngopibareng.id menyajikan kisah terkait Isra Miraj, sebagaimana dilansir nu-online, berikut ini.
1. Orang yang Terus Memanen Meskipun Tanamannya Sudah Dipanen
Nabi melihat golongan orang yang terus memanen tanaman yang baru ia tanam. Setelah dipanen, tanaman tersebut tumbuh kembali dan itu terjadi seterusnya, sehingga hasil panen melimpah ruah.
Siapakah mereka?
Mereka adalah orang-orang yang menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Allah akan mengganti semua hal yang diinfakkan di jalan-Nya.
2. Orang-orang yang Selalu Berpegang Teguh Kepada Agama Allah.
Saat itu Nabi mencium bau harum. Ia pun bertanya kepada Jibril tentang golongan itu.
Setelah dipanen, tanaman tersebut tumbuh kembali dan itu terjadi seterusnya, sehingga hasil panen melimpah ruah.
Siapakah mereka?
Mereka adalah orang-orang yang menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Allah akan mengganti semua hal yang diinfakkan di jalan-Nya.Ternyata, bau harum itu berasal dari keluarga besar Masyitah, yang dimasak hidup-hidup oleh Fir‘aun, karena tidak mau mengakuinya sebagai Tuhan. (bersambung)
Advertisement