5 Istri Korban Lion Air Ini Rebutan Uang Duka
Di tengah kesedihan jatuhnya pesawat Lion Air, ada kejadian yang unik sekaligus menegangkan. Salah seorang korban yang berhasil teridentifikasi ternyata meninggalkan permasalahan.
Ada yang bertengkar, gara gara punya istri lebih dari satu. Masing-masing merasa berhak menerima Surat Keterangan Kematian.
Para istri tersebut ribut di depan Kombes Pol Edi Purnomo dan utusan Lion Air. Akhirnya mereka disuruh masuk ke ruang forensik untuk menyelesaikan masalah.
Ada yang lebih tragis lain, ada seorang suami korban Lion Air, ternyata memiliki lima orang istri. Tiga orang istri hadir di RS Polri Raden Said Sukanto.
Pertama yang maju adalah istri pertama untuk menerima Surat Keterangan Kematian.
"Begitu mau dikasih, eh... ada yang protes sambil dorong dorong istri pertama itu," kata Aan, saksi mata di RS Polri, Jakarta, Selasa 6 November 2018.
"Para istri tersebut ribut di depan Kombes Pol Edi Purnomo dan utusan Lion Air. Akhirnya mereka disuruh masuk ke ruang forensik untuk menyelesaikan masalah."
Para istri tersebut ribut di depan Kombes Pol Edi Purnomo dan utusan Lion Air. Akhirnya mereka disuruh masuk ke ruang forensik untuk menyelesaikan masalah.
"Saat disuruh masuk, ada satu lagi perempuan yang teriak-teriak, gak terima kalau suratnya diambil sama istri kedua. Pokoknya seru dah," tambahnya.
Memang, kejadian ini cukup menyita perhatian di RS Polri, saat berita ini diturunkan permasalahan ini masih dalam proses penyelesaian.
Sejauh pantauan ngopibareng.id, di lokasi kejadian, Tim SAR berhasil mengidentifikasi 27 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri memeriksa sampel khas korban setelah meninggal (postmortem) dan dicocokkan dengan sampel fisik khas korban sebelum meninggal (antemortem) yang dibawa keluarga korban.
Saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengumpulkan dan memeriksa sebanyak 306 sampel DNA korban. Tim DVI juga telah mengumpulkan semua sampel DNA keluarga inti (anak atau orang tua) korban dari penumpang pesawat yang berjumlah 189 jiwa. (adi)
Advertisement