Masuk New Normal, Penumpang di Stasiun Malang Masih Sepi
Plt Kepala Stasiun Malang, Nur Ghozuli mengatakan jumlah penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Malang masih terhitung rendah, meski Kota Malang sedang menuju fase new normal.
Ia menuturkan, penumpang yang mendominasi adalah asal Surabaya yang menggunakan KA lokal Penataran relasi Surabaya-Blitar.
“Kalau dibanding sebelum pandemi Covid-19, bisa dibilang masih jauh penumpangnya. Paling banyak masih didominasi dari Surabaya,” tuturnya pada Rabu 24 Juni 2020.
Ghozuli mengungkapkan, pada 22 Juni 2020 lalu ada sebanyak 454 penumpang turun dan 588 penumpang berangkat dari Stasiun Malang. Sedangkan pada 23 Juni 2020, 418 penumpang turun dan 386 penumpang berangkat.
Dari grafik tersebut, menunjukkan adanya tren penurunan penumpang meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah tidak diberlakukan lagi.
Tercatat, di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya, yang juga menaungi Stasiun Malang, pada 1 Maret 2020 mencatat jumlah penumpang rata-rata per hari sebanyak 40.148 orang di wilayah Jawa Timur.
Apalagi, terang Ghozuli, penumpang KA jarak menengah juga tidak terlalu signifikan. Jumlah penumpang juga tidak sampai puluhan orang.
Saat ini, baru ada satu kereta jarak menengah yang beroperasi kembali di Stasiun Malang, yakni KA Tawang Alun relasi Malang-Jember-Banyuwangi.
“Yang ke Banyuwangi juga masih sepi,” terangnya.
PT. KAI juga menerapkan protokol kesehatan ketat dalam penyelenggaraan usahanya. Seperti mewajibkan penumpang melampirkan surat keterangan sehat berdasarkan test PCR atau rapid test sebagai syarat jalan.
Bukan hanya itu, penumpang juga diwajibkan menggunakan masker dan membawa handsanitizer sebelum dan selama perjalanan.
Untuk penerapan physical distancing, PT. KAI juga hanya menjual tiket 70 persen dari kapasitas tempat duduk yang tersedia, sehingga ada jarak antar penumpang selama dalam perjalanan.