Masuk Kompleks Militer China Dilarang, Berlaku bagi Mobil Tesla
Mobil produksi Tesla dilarang masuk kompleks militer dan kompleks perumahan China. Kebijakan itu akibat kekhawatiran tentang data sensitif yang dikumpulkan kamera yang dipasang di dalam kendaraan tersebut.
Perintah tersebut, dikeluarkan militer, menyarankan pemilik Tesla memarkir mobil mereka di luar properti militer. Menurut orang-orang yang mengetahui arahan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, karena informasinya bersifat pribadi.
Larangan itu, disampaikan kepada penduduk di perumahan militer dan lainnya minggu ini. Hal itu, dipicu kekhawatiran bahwa pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia itu akan mengumpulkan data sensitif.
"Yakni, melalui kamera internal mobil dengan cara yang tidak dapat dilihat atau dikendalikan oleh pemerintah China," kata salah satu orang.
Gambar yang diklaim sebagai pemberitahuan tentang larangan tersebut juga beredar di media sosial Cina.
Kamera multi-arah dan sensor ultrasonik di mobil Tesla dapat "mengekspos lokasi" dan kendaraan dilarang diparkir di tempat tinggal militer untuk memastikan keamanan informasi rahasia militer, kata pemberitahuan itu.
Tesla Menolak Komentar
Perwakilan Tesla di China menolak mengomentari langkah militer tersebut. Sementara Kementerian Pertahanan Cina juga belum menanggapi komentar, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu 20 Maret 2021.
Tesla, seperti banyak pembuat mobil lain termasuk General Motors Co., menggunakan beberapa kamera kecil, terutama terletak di bagian luar kendaraan, untuk membantu memandu fungsi parkir, autopilot, dan mengemudi sendiri.
Sebagian besar model Tesla juga memiliki kamera interior yang dipasang di atas kaca spion yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah pengemudi sedang melihat ke jalan, melihat ke pangkuan mereka, memakai kacamata hitam, atau melihat sesuatu yang lain sama sekali.
Soal Kamera dan Pusat Kontroversi
Ini bukan pertama kalinya Tesla menjadi pusat kontroversi terkait persoalan kamera. Minggu lalu, sekelompok peretas mengatakan mereka telah menembus sekumpulan data kamera keamanan yang dikumpulkan perusahaan rintisan Silicon Valley, Verkada Inc., mendapatkan akses ke berbagai jenis rekaman, termasuk beberapa dari dalam gudang Tesla di Shanghai.
Para peretas mengatakan mereka memperoleh akses ke 222 kamera di pabrik dan gudang Tesla dan bahwa pelanggaran data dilakukan untuk menunjukkan luasnya pengawasan video dan kemudahan sistem yang dapat dibobol.
Tesla China memberi tahu Bloomberg bahwa salah satu pemasoknya telah diretas, dan bahwa data dari Gigafactory Cina disimpan di server lokal yang aman.