Masuk Agustus, Hiu Tutul Sering Terlihat di Laut Pasuruan
Kawanan Hiu Tutul Muncul di Perairan Utara Laut Pasuruan, Kamis 5 Agustus 2021pagi. Munculnya sekawanan ikan raksasa ini sangat dinantikan warga yang ingin menyaksikannya plus para nelayan yang juga jadi sahabat paus.
Sahabat Nelayan
Dimyati, 45 tahun, nelayan asal Lekok mengaku tak terhitung berapa kali melihat hiu tutul yang melintas di bawah perahunya. Kehadiran ikan bercorak tutul putih itu sama sekali tak membuatnya takut, apalagi sampai merusak perahunya. "Ya lewat aja pelan-pelan. Gak mengganggu sama sekali. Ikan baik dan jinak," ungkapnya.
Dari pantauan di lapangan, puluhan ekor hiu tutul terlihat jelas dari atas kapal patroli Satpolair (Satuan Polisi Air) Polres Pasuruan. Dari puluhan ekor, tak semuanya muncul di permukaan. Melainkan hanya 5-7 ekor saja.
Kasatpolair Polres Pasuruan, AKP Winardi mengatakan, gerombolan hiu tutul sering terlihat di antara pertemuan Sungai Rejoso, Sungai Gembong dan Sungai Kraton.
Hiu Buru Plankton
Ditengarai, plankton-planton tersebut berasal dari ketiga sungai tersebut, sehingga tak jarang menarik perhatian hiu tutul untuk menuju Perairan Utara Pasuruan. "Kemungkinan plankton-plankton ini asalnya dari ketiga sungai yang mengarah ke laut lepas. Makanya ketika air laut pasang, mereka kembali muncul," kata Winardi, di sela-sela patroli.
Selama muncul di Perairan Laut Pasuruan, anggota Patroli Polairud melarang para nelayan atau warga untuk menangkap hiu tutul, lantaran merupakan satwa yang dilindungi.
Hiu Dilarang Ditangkap
Oleh karenanya, supaya prosesnya berlangsung alami, pihak kepolisian telah mengimbau para nelayan dan warga sekitar agar tidak mengganggu kawanan ikan hiu tutul. Apabila ada kejadian hiu terjaring perahu nelayan, Winardi meminta nelayan agar melepas kembali ke perairan lepas.
Sebaliknya, apabila ada yang berani menangkap atau melukai hiu tutul dengan cara yang tak manusiawi, maka pihaknya akan memberlakukan tindakan tegas. "Kita jaga elestarian jangan sampai tersangkut jaring. Kalau sampai ada, mohon dilepas. Ikan ini jinak karena hanya memakan plankton. Kalau ada yang berani menangkap, maka akan kami tindak tegas," tegasnya.
Seperti diketahui, kuat dugaan kemunculan ikan berukuran raksasa ini karena siklus migrasi dari perairan Australia ke Laut Jawa. Ukuran panjangnya mencapai rata-rata 4-6 meter.
Winardi memperkirakan siklus migrasi bakal berlangsung mulai Agustus hingga Desember mendatang. "Pas musim dingin seperti sekarang ini," tutupnya. (Pas)