Mastodon, Media Sosial Alternatif Twitter
Media sosial Twitter sudah diambil alih oleh Elon Musk. Setelahnya, beberapa pengguna mencari platform alternatif. Orang-orang itu merasa resah lantaran Twitter di bawah Elon Musk memecat banyak karyawan, memunculkan kontroversi lewat perubahan produk, dan perubahan pada moderasi konten. Bahkan, muncul wacana pemilik Twitter centang biru berbayar Rp125 ribu per bulan.
Media sosial alternatif Twitter yang jadi pilihan netizen ialah Mastodon. Saat ini, Mastodon memiliki lebih dari 655 ribu pengguna. Lebih dari 230 ribu telah bergabung dalam sepekan terakhir.
Beberapa figur kenamaan di Amerika Serikat (AS), telah bergabung di sini antara lain komedian, Kathy Griffin; jurnalis, Molly Jong-Fast; dan profesor di UCLA, Sarah T. Roberts.
Apa itu Mastodon? Berikut ini panduan lengkap tentang Mastodon dikutip dari BBC.
Info grafis Mastodon, media sosial alternatif Twitter
Mastodon telah berusia enam tahun.
Pengguna dapat menulis postingan (toots) yang dapat dibalas, disukai, dan diposting ulang. Pengguna juga dapat saling mengikuti.
Jumlah pesan di Mastodon terbatas 500 karakter, namun pengguna bisa mengirim foto dan video.
Memiliki tombol mirip tombol retweet, dan favorit. Tampilan unggahan pengguna pun ditaruh di bagian tengah, mirip dengan Twitter.
Logo Mastodon wajah hewan mastodon yang merupakan leluhur gajah. Warnanya ungu dengan gradasi.
Gabung di Mastodon, mendaftar dan memilih server. Pengguna baru diminta mengisi kota dan negara asal serta minat dan ketertarikan, seperti teknologi, game, dan sebagainya melengkapi profil.
Untuk server yang dipilih, akan menjadi bagian dari nama pengguna. Misalnya, server Inggris @nama@mastodonapp.uk. Ini jadi alamat domain yang digunakan untuk mencari akun.
Jika pengguna lain berada di server yang sama, maka mereka hanya perlu mencari @nama saja. Tetapi jika mereka berada di server yang berbeda, mereka memerlukan alamat lengkapnya.
Tidak ada iklan.
Beberapa server meminta sumbangan karena mereka tidak dibayar, tetapi sebagian besar gratis.