Massa Sopir Logistik Ancam Tutup Pelabuhan Ketapang
Ratusan massa dari sopir logistik Banyuwangi masih bertahan di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Mereka meminta Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menemui mereka dan memberi solusi. Jika tidak, aksi unjuk rasa akan bergeser ke Pelabuhan Ketapang dan menutup pelabuhan yang menghubungkan Jawa dan Bali itu.
"Kami ingin bupati menemui kami untuk memberikan solusi bagi kami," ujar Muhammad, 28 tahun, warga Cluring, Banyuwangi.
Pria yang mengaku sebagai sopir logistik trayek Jakarta-Lombok ini mengatakan, jika bupati tidak kunjung menemui massa dari sopir logistik maka para sopir akan melakukan aksi di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
"Jam 2 tidak ditemui bupati, Kami akan menutup pelabuhan ketapang," tegasnya sambil berorasi.
Dia menegaskan jika memang Bupati tidak menemui massa makan aksi akan dipindahkan ke Ketapang. Ini dilakukan agar publik semakin tahu apa yang dirasakan para sopir truk logistik ini. Dia menegaskan, aksi ini tidak hanya menyuarakan masyarakat Banyuwangi tetapi juga seluruh sopir logistik di Indonesia.
"Bahwa aturan itu berdampak negatif bagi kami sopir logistik," tegasnya lagi.
Sementara itu, Penanggungjawab aksi unjuk rasa, Slamet Barokah menegaskan, aksi massa ini untuk mendesak pemerintah agar regulasi tentang penertiban Over Dimension Over Loading (ODOL) bisa dikaji ulang atau diubah atau bahkan dibatalkan. "Agar kami tetap bisa mencari makan," ujarnya.
Dia menambahkan, kerugian yang dialami sopir logistik antara lain upah yang diterima berkurang, biaya operasional juga berkurang. Bahkan menurutnya tidak jarang sopir logistik tekor akibat regulasi ini.
"Di Banyuwangi sudah mulai 1 November sudah tidak bisa kir sebelumnya. Bisa. Peraturan ini semakin lama akan semakin mencekik kita," tegasnya.
Advertisement