Ribuan Massa Pagar Nusa Meluruk Polrestabes Surabaya
Markas Polisi Resort Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya digeruduk 5.000-an massa dari perguruan pencak silat Pagar Nusa, Selasa, 7 April 2020. Akibatnya lalu lintas di sekitar lokasi pun sempat macet.
Pengurus Pagar Nusa Rantau Surabaya, Tri Yudi Efendi mengatakan kedatangan pihaknya ke Mapolrestabes Surabaya kali ini untuk mendesak polisi agar segera menangkap pelaku pengeroyokan yang menewaskan salah satu anggota Pagar Nusa, Wahyu Eko.
"Kita sudah empat kali aksi. Pertama itu laporan kejadian pengeroyokan 21 Maret lalu. Laporan lagi 26 Maret membawa saksi teman korban. Kemudian 3 April laporan lagi karena korban meninggal dunia, waktu itu kita ke Polrestabes dengan 100 massa. Kita duduk bersama, tidak ada Kapolres, ditemui Kasat Intel dan Kasat Reskrim," kata Tri ketika dihubungi awakmedia, Selasa, 7 April 2020.
Perguruan pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) itu sejatinya sudah empat kali ini ke Mapolrestabes. Namun hingga pertemuan itu usai, kasus tersebut masih belum menemui kejelasan.
Efendi pun mengaku, massa yang memadati Jalan Sikatan hari ini adalah para penggawa Pagar Nusa yang tiba dari seluruh Jawa Timur, bahkan hingga Jawa Tengah.
"Kita buat maklumat, kalau sampai Senin, 6 April 2020, kemarin, pelaku tidak ada yang ditangkap satu pun, kita kembali dengan massa yang besar. Senin tidak ada kabar. Selasa ada 5.000 datang dari Jatim dan Jateng," ucap Tri.
Banyaknya massa aksi yang datang membuat halaman Mapolrestabes tidak dapat menampung. Massa meluber hingga ke jalan raya. Tak lama kemudian, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho menemui massa aksi.
"Pertama Kapolres menyampaikan belasungkawa. Kedua, pokoknya dari Polrestabes Surabaya akan semaksimal mungkin menjadikan kasus ini sebagai atensi khusus agar segera terungkap. Bila perlu dari Pagar Nusa buat tim bersama bergabung dengan Polrestabes," ungakapnya. Setelah ditemui Kapolrestabes dan terjadi kesepakatan, massa aksi ini pun membubarkan diri.
Namun, pihak Pagar Nusa tetap berharap polisi mengusut tuntas kasus ini karena sudah banyak teknologi penunjang untuk menelusuri jejaknya.
"CCTV di mana-mana. Pelaku kumpul ratusan. Kalau serius ungkap kasus ini," kata Tri.