'Masngawi', Gerakan Pakai Masker ala Butet Kartaredjasa
Butet Kartaredjasa, sebagai bagian sosial dari seniman, merasa bertanggung jawab dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Meski menghadapi wabah global, bagi putra seniman legendaris Bagong Kussudiardjo, ini justru tak menghalangi untuk tetap berkembangnya kreativitas. Butet dan kawan-kawannya, para seniman Yogya, tetap berkarya.
"Seniman itu tak ada matinya. Biarkan mereka hari ini diterpa pandemi Covid-19, seniman-seniman tidak mampu ditaklukkan. Malah makin gairah berkarya. Makin kreatif. Ide-ide bertaburan.
"Jadi, teman-seman seniman memberi teladan hidup sehat," kata Butet, dalam video yang mengambil gambar di belakangan patut Bagong Kussudiardjo, di studio seni yang didirikan ayahandanya itu.
Butet, aktor yang populer lewat keaktorannya sebagai Pak Harto, turut menyampaikan pentingnya memakai masker. Dengan Gerakan Pakai Masker, ia memopulerkan istilah Masngawi: Maskeran (memakai masker), wijik (cuci tangan), dan ngadoh (jaga jarak).
“Ini Tugas sosial. Melakukan yg paling mungkin dan sederhana untuk menyelamatkan kehidupan bersama. Apalagi saya tercatat salah satu founder GPM, Gerakan Pakai Masker yang dipelopori Pak Sigit Pramono, profesional banker dan fotographer.”
Demikian Butet Kartaredjasa bersama kawan-kawannya, para seniman Yogjakarta. Dalam video tampak sejumlah seniman unjuk kebolehan dalam aktivitas berkarya. Seperti Didik Nini Thowok, Djoko Pekik, Kelompok Musik Sinten Remen, dll.
Ini video Gerakan Pakai Masker Butet Kartaredjasa:
Advertisement