Masker Gratis Lewat Dispenser di Kota Malang
Usai mengunjungi pusat perbelanjaan di kompleks Malang Plaza, Jalan KH. Agus Salim, Klojen, Kota Malang, Ahmad Bagus menghampiri sebuah kotak yang ada di pos polisi tak jauh dari lokasi tersebut. Maklum pada siang tadi Kota Malang diguyur hujan, masker pria tambun tersebut basah kuyup.
Karena basah kuyup terkena hujan, mau tak mau Bagus harus mengganti maskernya. Ia lalu mengarahkan jarinya ke lingkaran biru menyala bertuliskan no touch atau jangan disentuh. Selepas itu satu buah masker keluar.
"Buat ganti masker karena basah tadi kena hujan. Lumayan juga karena gratis, cukup membantu," ujarnya, pada Jumat 15 Oktober 2021.
Bagus berteduh di Pos Polisi Mitra Satu, Polresta Malang Kota. Dia bergegas mengganti maskernya yang basa. Setelah hujan reda, ia pun melanjutkan perjalanannya dengan mengayuh sepedanya.
Alat dengan desain kotak yang mirip bentuk payphone tersebut berfungsi untuk mengeluarkan masker dan cairan hand sanitizer. Alat itu diberi nama Masker Dispenser karya mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya.
Alat tersebut dirancang oleh tiga mahasiswa FT UB, salah satunya adalah Alfian Fitrayansyah. Awal mula pembuatan masker dispenser ini kata dia, bermula dari permintaan Polresta Malang Kota.
Alfian mengatakan bahwa untuk merancang alat tersebut dibutuhkan waktu selama satu pekan. Ada beberapa komponen sparepart yang dibutuhkan seperti nosel atau selang untuk mengeluarkan hand sanitizer lalu alat sensor hingga roda motor agar masker bisa keluar secara otomatis.
"Saat awal pembuatan kendala pertama ya terkait sparepart. Tapi itu sudah teratasi. Untuk pengerjaannya butuh waktu sekitar satu mingguan saja," katanya.
Sebelum menentukan kebutuhan sparepart untuk komponen masker dispenser itu ujar Alfian, dirinya bersama tim terlebih dahulu melakukan riset selama satu bulan lamanya.
"Untuk cara kerjanya tangan tinggal didekatkan ke tombol sensor, saat lampu tombol berwarna hijau maka masker akan keluar. Untuk handsanitizer didekatkan di nosel setelah itu cairan akan keluar," ujarnya.
Masker dispenser ini ujar Alfian sudah dilengkapi dengan alat sensor sehingga dapat meminimalisir adanya sentuhan saat proses pengambilan masker atau hand sanitizer. "Sensor akan menggerakkan motor dan per, untuk mengeluarkan masker. Sedangkan sensor kedua, yaitu sensor HCSR digunakan untuk hand sanitizer," katanya.
Satu unit alat masker dispenser ini dapat memuat sebanyak 70 buah masker dan 50 ml handsanitizer. Biaya pembuatan satu unit alat tersebut menghabiskan dana sebesar Rp1,5 juta.
"Itu untuk pembuatan alatnya. Belum termasuk isi hand sanitizer dan maskernya," ujar Kasatlantas Polresta Malang Kota, AKP Yoppy Anggi Khrisna.
Ide awal pembuatan masker dispenser ini kata Yoppy, merupakan keinginan dari Kapolresta Malang Kota, AKBP Bhudi Hermanto yang menginginkan agar ada alat yang bisa mendukung masyarakat untuk bisa menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Setelah itu, saya mengutarakan ide tersebut kepada mahasiswa UB ini. Mereka pun menyanggupi untuk membuat alat tersebut," ujarnya.
Bagi masyarakat yang ini mendapatkan masker dan hand sanitizer gratis, alat tersebut saat ini terpaksa di tiga titik yaitu Lobby Mapolresta Malang Kota, Pos Polisi Mitra Satu di area Alun-Alun Kota Malang area Taman Krida Budaya.