Masjid Nurul Huda Sidoarjo Raih DMI Award Kategori Ramah Anak
Masjid Nurul Huda yang berlokasi di Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi Sidoarjo berhasil meraih juara 2 kategori tipologi Masjid Jami tingkat nasional dan juara 3 kategori ramah anak tingkat nasional dalam Dewan Masjid Indonesia (DMI) Award 2022.
Penghargaan diserahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama pengurus pimpinan pusat DMI di Hotel Utami Juanda, Minggu, 24 Juli 2022.
Takmir Masjid Jami Nurul Huda, H. Agus Yunif Anwarudin mengatakan, ini merupakan DMI Award yang pertama. Ada 42 item penilaian yang dilakukan secara internal oleh DMI Jatim, salah satunya masjid ramah anak.
"Kita harus merangkul anak-anak agar kerasan di masjid karena mereka adalah aset umat. Menyediakan tempat yang nyaman buat mereka terutama penyikapan agar lebih ramah. Anak-anak datang kita sambut," kata Agus Yunif, Rabu, 27 Juli 2022.
Kata Agus Yunif, banyak hal yang dilakukan agar masjid menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak, salah satunya menyediakan kulkas yang berisi minuman dingin untuk mereka dan halaman depan yang luas agar anak-anak bisa bermain leluasa.
"Ya namanya anak-anak pasti ramai, sholat pun juga begitu yang penting bagaimana cara kita mengarahkan pelan-pelan. Jumat berkah juga anak-anak yang meramaikan," imbuhnya.
Rencananya, lanjut Agus. Pihaknya akan membangun playground sederhana di sebelah masjid dan kolam terapi ikan. Kolamnya dalam proses pembangunan.
Masjid Nurul Huda sering kali menggelar kegiatan rutin yang melibatkan ibu-ibu seperti kajian An-Nisa. Selain itu juga ada Jumat berkah dan sarapan bersama di ahad pagi. Untuk kegiatan sosial Jumat berkah dan ahad pagi, panitia masjid memberikan anggaran sekira Rp 1.500.000 kepada satu tim yang beranggotakan 15 orang ibu-ibu.
Selanjutnya, dikelola oleh ibu-ibu untuk membuat 1500 porsi makanan disiapkan untuk para jamaah untuk sarapan bersama di ahad pagi. Juga sebagai ajang untuk menjaga kerukunan sesama jamaah.
"Dari situ, ibu-ibu merasa terikat dengan masjid. Jika ada sisanya bisa mereka tabung sendiri. Juga sebagai ajang untuk menjaga kerukunan para jamaah," jelasnya ketika ditemui usai jamaah sholat magrib.
Ke depan, Agus Yunif berencana akan membangun sentra kuliner di sekitar masjid sebagai pemberdayaan ekonomi bagi para jamaah. Masjid tersebut di bangun di atas tanah seluas 2,500 meter persegi, di desain oleh arsitek asal Pasuruan, dengan gaya khas timur tengah.
"Banyak yang memuji keindahan desain arsitek masjid Jami ini meskipun masjid tingkat desa," kata Agus.
Agus menjelaskan, masjid Jami merupakan sebutan untuk masjid di tingkat desa, masjid besar sebutan untuk masjid tingkat kecamatan. "Sedangkan masjid di tingkat kabupaten disebut masjid agung," tutupnya.