Masjid Kuning Penanda Baru Gerbang Kota Jember
Ada penanda baru masuk Kota Jember. Sebuah masjid indah berwarna kuning keunguan berdiri tegak. Lebih indah dibanding Masjid Jami' Jember yang ada di alun-alun kota. Namanya Masjid Raudlatul Muchlisin.
Masjid dengan arsitektur Timur Tengah ini seakan memaksa siapa pun yang lewat untuk menengok. Kubahnya. Menaranya. Eksteriornya. Dan tata lampunya. Semua memberikan nuansa baru pintu masuk kota yang terkenal dengan Jember Fashion Carnival ini.
Halamannya luas. Selalu penuh dengan mobil jamaah yang parkir. Di depan pintunya ada air mancur dan taman yang menambah keasrian masjid itu. Apalagi kalau malam hari. Tata lampunya ikut memperindah air mancur dan menambah warna-warni masjid.
Di atas tanah satu hektar, masjid dengan total bangunan empat ribu meter persegi ini tampak paling menonjol di sepanjang jalan pintu masuk kota Jember. Tepatnya di Jalan Gajah Mada. Depan lapangan Kaliwates Jember.
Inilah pintu gerbang masuk kota Jember dari arah Lumajang atau Surabaya.
Masjid ini tak hanya memperhatikan bangunan utama. Lingkungannya ditata dengan apik. Halaman tempat parkir, fasilitas penunjang untuk jamaah, kamar mandi, toilet dan tempat wudlunya. Tata lampu dan sign box nama masjid menambah indah di malam hari.
Toiltet dan tempat wudlu juga ditata bagus. Arsitekturnya menyatu dengan masjid. Atapnya menggunakan kubah-kubah kecil. Ornamen warnanya persis seperti masjid. Bersih dan berusaha memenuhi kepentingan untuk bersuci.
Ada dua bangunan untuk toilet dan kamar mandi: Khusus pria dan wanita. Untuk keluar masuk harus melewati kolam air yang terus mengalir. Begitu keluar langsung melalui karpet plastik warna merah penyerap air. Semuanya tampak dihitung dengan baik.
Di dalam masjid tidak kurang mewah. Tempat imam dibikin luas. Sehingga tampak lega. Mimbar tempat khatib pun dibikin modern dengan warna yang menyatu dengan seluruh ornamen masjid.
Kaligrafi dan interior masjid berkelas. "Untuk pengadaan karpet ini saja habis Rp 1 miliar," kata Abdul Ghofar, penjaga waktu dan muadzin Raudlatul Muchlisin (RM) kepada ngopibareng.id. Rp 3 miliyar untuk membangun kubahnya saja.
Karpet tebal berwarna maron membentang di semua ruangan dalam. Empuk dan nyaman untuk bersujud. Warnanya yang serasi dengan interior masjid membuat mata nyaman memandang.
Interior masjid diperindah dengan kaligrafi dengan total 1000 meter persegi. Per meter menghabiskan biaya Rp 300 ribu. Konon, pembangunan masjid ini total menghabiskan dana Rp 26 milyar.
Masjid RM terdiri dari dua lantai. Tangga menuju lantai dua dibuat cantik sesuai dengan interior masjid. Pintu masuk menuju tangga menyatu dengan lainnya. Tangga itu dibikin setengah memutar. Tangga itu tak hanya fungsional. Tapi juga mempertimbangkan keindahan.
Tata suaranya istimewa. Tampak sekali direncanakan dengan matang. Diperhitungkan antara luas ruangan dengan besarnya watt sound sistemnya. Sehingga suara imam saat memimpin shalat terdengar bening dan indah. Terasa seperti shalat di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram.
Saat itu, saya di masjid ini untuk shalat maghrib. Jamaahnya ramai. Di luar jamaah wanita ada 6 shaf yang salat berjamaah. Setiap shaf berisi sekitar 100 orang. Jamaah wanita yang ada di shaf belakang dengan pembatas kurang lebih sama jumlahnya.
Tampaknya, jamaah bukan hanya warga di sekitar masjid. Ini terbukti dengan banyaknya mobil yang parkir di halaman masjid. Mereka umumnya datang bersama keluarga.
Ada lagi yang istinewa. Disamping masjid ada bangunan memanjang untuk food corner. Tertata dengan rapi. Lampunya terang benderang. Sehingga, sehabis salat Maghrib para jamaah bisa langsung makan malam di sana.
Menurut pengurus Yayasan Majid RM, foodcorner itu memang dibangun sebagai pelengkap. Untuk memenuhi kebutuhan jamaah dengan harga murah dan terjangkau. Hasilnya untuk penjual dan masjid.
Masjid ini dikelola dengan menggunakan manajemen modern dan profesional. Di bawah Yayasan Masjid RM. Mereka telah mempekerjakan 23 karyawan tetap. Mulai dari cleaning service, security, petugas parkir dan administrasi.
Sejak selesai dibangun, masjid RM sudah penuh dengan agenda kegiatan. Selain untuk shalat berjamaah 5 waktu, juga digunakan pengajian dan aqad nikah.
"Ini jadwalnya sudah banyak sekali sampai dengan beberapa bulan ke depan," kata Abdul Ghofar sambil menunjukkan agenda masjid lewat gadgetnya.
Dijelaskan, masjid ini semula wakaf dari Haji Mursyid. Mulai tahun 2007, RM dibangun oleh masyarakat. Namun tidak rampung-rampung. Baru tahun 2015, seorang pengusaha muslim dermawan Jember turun tangan menyelesaikannya.
Siapa pengusaha yang baik hati itu? Ghofar menyebut sebuah nama. Namun, saat dikonfirmasi, yang bersangkutan enggan untuk disebutkanya. "Saya hanya pelaksana, Mas," katanya kepada ngopibareng.id melalui whatsapp.
Ia menegaskan bahwa masjid RM bisa selesai pembangunannya karena izin dan ridla Allah. Pengusaha muslim taat itu juga menolak berapa dana pembangunan masjid yang telah ia gelontorkan.
"Mohon dengan sangat jangan menulis nama saya ya Mas dalam pembangunan masjid ini. Saya takut sama Gusti Allah," katanya saat didesak untuk bersedia menjadi narasumber.
Makin banyak masjid dibangun dengan cita rasa tinggi sehingga membuat jamaah yang menggunakan terasa nyaman. Makin banyak pula masjid ikonik di kota-kota yang ikut memperindah daerahnya.
Masjid Raudlatul Muchlisin Jember salah satunya. (arif afandi)