Masjid Jami' Simbol Ibadah Tertua dan Toleransi di Kota Malang
Masjid Agung Jami' Kota Malang adalah tempat ibadah umat Islam tertua di Kota Malang. Bangunan tersebut tidak hanya sebagai simbol keberadaan Islam di Kota Malang, namun juga simbol toleransi.
Masjid Agung Jami' berdiri pada 1890 lalu, sekitar 100 meter dari masjid tersebut berdiri Gereja Immanuel yang dibangun pada 1861. Kedua tempat ibadah tersebut berdiri di daerah yang disebut Kauman. Adalah akronim dari Kaum Beriman.
"Jadi Masjid Jami' ini sudah ada sejak era kolonial. Pada 1870 hingga 1890 di lokasi ini ada prasasti tulisan bahasa arab pego. Dari situ kemudian dilaksanakan pembangunan masjid," ujar Pengawas Yayasan Masjid Agung Jami', Haji Abdul Aziz pada Senin 4 April 2022.
Aziz mengatakan bahwa Masjid Jami' Kota Malang total bisa menampung ribuan jemaah dan dibangun dengan desain Jawa. "Pilar masjid itu adalah kayu kuno. Yang ada sejak awal pembangunan rumah ibadah ini," katanya.
Tidak hanya dari sisi historis, Masjid Jami' juga adalah simbol toleransi umat beragama di Kota Malang. Berabad lamanya rumah ibadah tersebut bertetangga dengan Gereja Imannuel milik umat Nasrani.
"Toleransi dengan gereja sebelah (Immanuel) sebetulnya pada dasarnya saling pengertian. Tetapi di Alquran sudah dijelaskan Lakum Dinukum Waliyadin beda agama tetapi kemanusiaan ini kan tetap berjalan dengan baik. Modal dasarnya adalah pengertian," ujarnya.
Salah satu contoh toleransi yang ditunjukkan dua tempat ibadah tersebut kata Aziz yakni saat umat Islam melakukan ibadah salat Idul Fitri. Maka pihak gereja akan mengundur jam kebaktian.
"Begitu juga saat mereka (umat Nasrani) ada kebaktian butuh tempat kita ya silakan menggunakan halaman depan masjid untuk parkir atau yang lain," katanya.
Sementara itu Walikota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa hubungan yang terjalin antara dua rumah ibadah tersebut adalah bukti toleransi di Kota Malang. Meskipun dua umat tersebut berbeda dalam agama kata dia, namun mereka satu dalam urusan kemanusiaan.
"Agama dan kepercayaan adalah privasi masing-masing. Kita kuatkan literasi supaya tahu apa yang harus dilakukan masing-masing," ujarnya.