Ini Perwajahan Masjid Istiqlal Setelah Direnovasi
Masjid Istiqlal Jakarta yang menjadi kebanggan umat Islam di Indonesia, wajahnya sekarang berbeda setelah direnovasi secara besar-besaran.
Dari landscape, penataan ruang, pencahayaan hingga interior dalam masjid, mengundang decak kagum siapa saja yang melihanya.
Tapi sabar dulu, meskipun renovasi Masjid Istiqlal yang menghabiskan dana sekitar Rp511 miliar sudah diresmikan Presiden Jokowi Kamis 7 Januari 2021, untuk sementara belum dibuka untuk umum. Baik untuk shalat lima waktu maupun untuk sholat Jumat. Larangan ini terkait dengan pandemi Covid-19. Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kepala Protokol dan Humas Masjid Istiqlal, Abu Hurairah mengatakan, secara fisik renovasi besar Masjid Istiqlal sudah rampung dan sudah diresmikan oleh Presiden. Sehubungan dengan diperpanjangnya PSBB se-Jawa dan Bali, Istiqlah belum dibuka untuk umum.
"Hampir setiap hari ada yang menanyakan kapan Masjid Istiqlal dibuka kembali untuk umum, renovasinya kan sudah selesai," kata Abu Hurairah kepada Ngopibareng.id Jumat, 8 Januari 2021.
Abu memahami banyak yang merindukan Istiqlal dibuka kembali. Untuk mengobati rasa rindu, masyarakat diperbolehkan masuk sampai sebatas halaman Masjid, tidak boleh ke dalam masjid sampai ada izin dari Kementerian Agama.
Di luar, masysrakat bisa mlihat landscape di areal Masjid yang cukup menarik, ada taman dan pemandangan di tepi sungai yang sebelumnya kurang terurus, kata Abu.
"Tapi yang perlu diperhatikan oleh masyarakat yang akan masuk ke halaman Masjid Istiqlal, sesampainya di jembatan setelah melewati gerbang utama, depan Gereja Katedral, alas kaki, sepatu dan sandal harus dicopot. Karena sudah memasuki area yang disucikan. Dan di kawasan ini tidak ada lagi tempat parkir bus wisata, seperti dulu," ujarnya.
Menurut Abu Huroirah Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini juga simbol toleransi antar umat beragama karena lokasinya yang berseberangan dengan Gereja Katedral.
Masjid Istiqlal menempati area tanah seluar 9,5 hektar. Nama Istiqlal sendiri diambil dari bahasa Arab yang artinya merdeka.
Rencana pembangunan Masjid Istiqlal muncul sejak tahun 1950-an. Lokasi Masjid Istiqlal yang berada di sekitar Monumen Nasional (Monas) merupakan keinginan Presiden Soekarno.
Dahulu, area tersebut dikenal sebagai Taman Wilhelmina. Kawasan ini dikenal sebagai alun-alun Jakarta pada masa itu.
"Soekarno juga ingin masjid dibangun dekat dengan Gereja Katedral untuk melambangkan toleransi beragama," katanya.
Kubah Masjid Istiqlal memiliki diameter sekitar 45 meter dan dikelilingi ukiran ayat kursi. Kemudian, pada tahun 1955, Presiden Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari desain masjid ini. Dari 30 peserta, disaringlah hingga menjadi lima finalis.
Akhirnya pada Juli 1955, dewan juri menetapkan Friedrich Silaban sebagai pemenang yang berhak menggunakan desainnya untuk jadi desain Masjid Istiqlal.
"Uniknya, Friedrich ini adalah seorang Kristen Protestan. Tapi dia berhasil menang dengan tema desainnya yang bertemakan Ketuhanan.
Setelah penetapan Friedrich Silaban sebagai arsitek Masjid Istiqlal, pembangunan pun mulai dilakukan. Pemancangan tiang pertama dilakukan pada 1961 oleh Presiden Soekarno.
Namun, pembangunan masjid ini berlangsung cukup lama. Berbagai gejolak politik dan ekonomi yang melanda Indonesia kala itu menghambat proses pembangunan Masjid Istiqlal. Kendala lainnya adalah ketiadaan dana akibat krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1960-an.
Total waktu yang dibutuhkan untuk membangun Masjid Istiqlal adalah sekitar 17 tahun. Masjid selesai dibangun pada 1978 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Penuh Simbol Islam
Dalam pembangunannya, Friedrich memasukkan banyak simbol-simbol berkaitan dengan Islam dan Indonesia ke dalam desainnya. Salah satunya adalah luas kubah masjid.
Kubah Masjid Istiqlal memiliki diameter sekitar 45 meter. Adapun angka 45 ini melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. Dalam kubah tersebut juga terdapat ukiran ayat kursi yang melingkari kubah.
"Masjid ini juga ditopang sama 12 tiang. Angka 12 ini melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh di tanggal 12 Rabiul Awal.
Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Kelima lantai ini melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam Pancasila.
Lalu di bagian luar masjid, terdapat menara yang memiliki tinggi 6.666 cm. Angka ini melambangkan keseluruhan jumlah ayat dalam AlQuran.
Masjid Istiqlal hanya memiliki satu menara. Konon menara ini memang hanya ada satu untuk melambangkan tanda keesaan Allah.
Di Masjid Istiqlal ini juga terdapat bedug raksasa yang terbuat dari pohon kayu meranti. Bedug raksasa ini berusia sekitar 300 tahun. Ada yang unik di bedug tersebut. Pasalnya, di bagian sisi dari bedug tersebut terdapat ukiran kaligrafi berbahasa Arab gundul. Namun jika diperhatikan lagi, kaligrafi tersebut menyerupai sosok Semar dalam dunia pewayangan Jawa.
"Masjid Istiqlal boleh dikunjungi kapan saja. Syaratnya, menjaga kesucian, menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup. Artinya tidak boleh pakai celana pendek atau baju tak berlengan," pesan Abu Hurairah.
Masjid kebanggaan umat tersebut kini tampak lebih indah, dan bisa menjadi destinasi wisata religi yang menarik.
Presiden Joko Widodo mengatakan, Istiqlal tampak berubah total dan seperti baru, di mana terdapat penataan lanscape yang semakin rapi, tata cahaya yang indah, dan sejumlah peningkatan lainnya untuk memberikan rasa nyaman umat dalam beribadah dan berkunjung ke masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
"Renovasi Masjid Istiqlal menjadi semakin megah bukan untuk gagah-gagahan. Bukan hanya menjadi kebanggaan umat Islam, tapi juga menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, kebanggaan bangsa kita Indonesia," kata Presiden.
Menilik sejarahnya, masjid tersebut didirikan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia. Ungkapan syukur tersebut kemudian diwujudkan ke dalam pendirian sebuah masjid sebagai simbol kemerdekaan yang kini kita kenal dengan nama Istiqlal. Kata istiqlal sendiri berarti merdeka dalam bahasa Arab.
Ke depannya, Presiden berharap agar Masjid Istiqlal tidak hanya megah secara fisik, tapi juga menjadi sarana umat untuk meningkatkan iman dan takwa, serta menjadi pusat pemberdayaan umat.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Masjid Istiqlal juga harus menjadi contoh dari masjid-masjid negara lain di dunia dalam mengembangkan syiar Islam yang menyejukkan, membangun toleransi, dan membangun perdamaian," ujar Presiden.