Masjid Hagia Sophia, Surat Said Nursi Ini Mengejutkan PM Turki
Hagia Sophia, selama tumbangnya Dinasti Utsmaniyah di Turki, berubah fungsinya dari masjid menjadi museum. Dan ini pada masa kepemimpinan Musthapha Kamal Attaturk, bangunan bersejarah itu pada 1936 menjadi museum. Bagian dalam tetap indah menunjukkan simbol-simbol Keislaman dalam motif-motifnya.
Kini, Turki memang berbeda dengan kala Kemal Ataturk dan berbagai rezim penggantinya berkuasa. Semua tahu tak hanya membuat Haga Sophia menjadi museum. Karena begitu semangatnya pada sekulerisme barat, semua yang berbau Islam di Turki dihabisi.
Madrasah yang mengajarkan agama Islam dan bahasa Arab dia larang. Kurikulum pendidikan menjiplak barat habis-habisan. Adzan diganti memaka bahasa Turki. Topi tarbus yang berkuncir itu tak diperbolehkan dikenakan. Pendek kata Turki kini adalah Eropa, identitas Ottoman dihapus karena dianggap ketinggalan zaman.
Kita menegok dulu ke belakang dalam sejarah. Pada tahun 1950-an Syaikh Badiuzaman Said Nursi menyurati Perdana Menteri Turki, Adnan Menderes. Dalam surat itu, ringkasan isinya sebagai berikut:
Sebagaimana Partai Demokrat menjadi lebih kuat 10 kali dengan mengembalikan adzan ke bahasa Arab. Begitu pula kalian harus mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid agar ia menjalankan fungsinya sebagai tempat ibadah sejak 500 tahun.
Partai Demokrat juga diharapkan agar mengumumkan secara resmi mengenai kebebasan pencetakan Risalah Nur yang memiliki pengaruh baik di tubuh umat Islam dan melahirkan rasa cinta umat Islam kepada masyarakat Turki.
Selama 20 tahun, pengadilan tidak menemukan kesalahan Risalah Nur dan 5 pengadilan menyatakan bebas untuk Risalah Nur. (Mulhaq Emirdag)
Salah seorang murid Syaikh Said Nursi, Salahuddin Celebi, pernah bertanya kepada Syaikh Said Nursi perihal Hagia Sophia.
Syaikh Said Nursi menjawab dengan tegas:
Hagia Sophia adalah simbol penyerahan diri Nasrani kepada Islam. Oleh sebab itu, gereja tersebut dijadikan sbg masjid. Tentu ia akan diubah menjadi masjid lagi dan menjadi wasilah terbitnya fajar sidiq bagi umat Islam.
Faktanya, impian Kemal tak membuat Turki maju layaknya Eropa. Negara ini tetap berantakan.Sampai para penguasa penggantinya Turki pun tetap terpuruk.
Baru ketika rezim berganti kepada partai yang mengusung semangat Keislaman yang dipimpin Erbakan, Turki bisa berubah. Semakin dipuncak sejak Erdogan berkuasa dalam satu dekade terakhir. Ini jelas menimbulan keirian dari para 'Kemalis' yang mengklaim diri sebagai kaum nasionalis.
Mereka terus berupaya menjatuhkan Erdogan, dari cara biasa hingga mengerahkan tentara dalam kudeta militer.
Tapi semua itu gagal total. Erdogan tetap saja kuat. Akhirnya, di masa Erdogan inilah pengadilan negeri Turki memutuskan untuk mengembalikan Hagia Sophia menjadi masjid. Suatu sejarah panjang dalam perabadan manusia.