Masjid Fathul Bahri Simbol Penyebaran Islam di Kabupaten Malang
Pucuk-pucuk kubah Masjid Fathul Bari, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang memancang kokoh. Pilar-pilar rumah ibadah tersebut turut menyangga bangunan yang sudah ada sejak 1945 silam.
Nuansa arsitektur kuno bergaya timur tengah masih tampak kental pada masjid berukuran sekitar 20×20 meter itu. Pilar-pilar pun tampak orisinal serta masih menggunakan lantai marmer kuno.
Juru kunci Masjid Fathul Bari, Qibtiyah mengatakan, masjid dibangun atas dasar memperbaiki akhlak masyarakat setempat agar lebih kental dengan nilai-nilai Islam.
"Saat itu, di kawasan sini juga masih jarang ada masjid. Di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang hanya ada satu masjid ini," ujarnya.
Masjid Fathul Bari dibangun oleh salah satu orang kaya yang dermawan di kawasan setempat. Ia bernama H Fathul Bari. Tak diketahui berapa uang yang digelontorkan dari tabungannya sendiri, untuk membangun masjid sekaligus mensyiarkan agama Islam di Kabupaten Malang.
"Sedangkan seluruh kegiatan peribadatan di masjid, dipimpin oleh KH. Latifi bin Baidowi, salah satu tokoh agama setempat. Sedangkan kegiatan pengajian diampu oleh anak H Fathul Bari, H Jufri," kata Qibtiyah.
Masjid Fathul Bahri ini pada awal dibangunnya bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam di masyarakat, khususnya di dua desa. Dua desa tersebut yaitu Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang berstatus santri.
Menurut cerita Qibtiyah, dahulu warga di dua desa tersebut banyak yang enggan salat dan belajar agama Islam, meskipun mayoritas warga beragama Islam.
"Warga-warga di sini yang dulunya tidak pernah salat, mulai rajin salat," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, peribadatan di masjid yang sehari-harinya dipimpin oleh KH. Latifi dan pengajian yang diampu oleh H Jufri mulai menarik minat masyarakat. "Berikut pemuda-pemuda di sini juga semakin lama semakin rajin mengaji," kata Qibtiyah.
Kini, berkat masjid itu warga sekitar semakin taat beragama. Banyak pemuda-pemuda di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang berstatus santri.
"Pemuda-pemuda di sini banyak nyantri-nyantri pondok-pondok pesantren ternama di Indonesia. Kemudian ketika pulang ke sini mereka mengajar di lembaga-lembaga sekolah sekitar sini," ujarnya.
Advertisement