Masjid di India Diminta Kecilkan Suara Azan, Ini Sebabnya
Masjid di Mumbai India diminta mengecilkan suara azan, oleh pimpinan Partai Hindu setempat. Jika masjid menolak mengecilkan suara azan, komunitas Hindu di wilayah Maharastra itu akan melakukan aksi bernyanyi bersama-sama di depan masjid.
"Jika agama adalah masalah privat, kenapa Muslim diizinkan menggunakan pengeras suara selama 365 hari dalam setahun?" kata Raj Thackeray, pimpinan Partai Hindu di Mumbai, dikutip dari Reuters, Minggu 8 Mei 2022.
Sementara, Mohammed Ashfaq Kazi, takmir masjid terbesar di Mumbai, Juma mengatakan jika dia dan takmir dari sedikitnya 900 masjid di Mumbai menyepakati permintaan itu. Mereka akan mengecilkan suara azan hingga batas yang diminta komunitas Hindu. "Volume azan menjadi isu politik, tapi kami tak mau membuat ini menjadi masalah komunitas," katanya.
Menurutnya banyak terjadi konflik kekerasan antara umat Islam dan Hindu di India. Di tahun 2020, puluhan warga yang sebagian besar Muslim, terbunuh di kerusuhan menolak aturan yang mendiskriminasi penduduk Muslim di Delhi.
Sikap Polisi
Tindakan itu direspon serius oleh polisi setempat. Polisi telah menemui takmir masjid seperti Kazi dan memastikan jika mereka telah menurunkan suara azan.
Dua takmir sebelumnya telah dipidana karena menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan azan Subuh, sekaligus memperingatkan pendukung Thackeray untuk tidak melakukan protes di depan masjid.
"Kami tidak mengizinkan siapapun untuk menciptakan ketegangan komunal. Keputusan pengadilan harus ditegakkan," kata V.N. Patil, Petugas Polisi Senior di Mumbai.
Isu Politik
Larangan ini tidak hanya berlangsung di Mumbai, Maharastra, namun meluas di tiga negara bagian lain. Di mana politis BJP di wilayah itu juga menuntut hal serupa.
Bahkan, sedikitnya 60 ribu pelantang suara milik sejumlah masjid dan juga kuil, telah diambil lantaran disebut ilegal, di Uttar Pradesh.
Sementara, tindakan partai Hindu untuk meminta agar suara azan dikecilkan di tengah Ramadan, disebut bermuatan politis.
Sebab langkah ini muncul di tengah perayaan bulan Ramadan bagi umat Islam di India.
Sebelumnya, pimpinan senior dari BJP berupaya untuk mengkriminalkan poligami yang banyak dipraktikkan laki-laki Muslim dengan memiliki hingga 4 istri. Namun permintaan konfirmasi dari Reuters belum mendapat respon dari BJP.