Masjid al Ghamamah, Pertama Kali Nabi Adakan Sholat Hari Raya
Di sekitar Masjid Nabawi di Kota Madinah, ada sedikitnya 4 masjid yang sangat bersejarah, masing-masing Masjid Al Ghamamah, Masjid Saiyidina Abu Bakar As Siddiq, Masjid Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Masjid Bilal.
Tiga masjid pertama yaitu Masjid Al Ghamamah, Masjid Abu Bakar dan Masjid Masjid Ali bin Abi Thalib letaknya berdekatan, antar masjid hanya berjarak sekitar 50 meter. Dan lokasi ketika masjid itu berada di plasa atau taman Babussalam, di pintu selatan kawasan Masjid Nabawi di mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW. Ke luar dari pintu pagar Masjid Nabawi langsung terhampar plasa, sebelum masuk ke kawasan perhotelan.
Sementara Masjid Bilal berada paling jauh, sekitar 700 meter dari plasa Babussalam ke arah selatan. Masjid Bilal berada di luar area Masjid Nabawi, bahkan lebih dekat dengan permukiman penduduk serta sentra restoran yang ada di Kota Madinah. Sedang Masjid Ali bin Abi Thalib, meski jaraknya dekat Masjid Abu Bakar, tapi kesannya terpisah karena ditutup oleh pagar.
Dari keempat masjid tersebut, hanya Masjid Bilal yang fungsional digunakan untuk sholat lima waktu. Sedang ketiga masjid lainnya pintunya selalu tertutup, karena memang tidak digunakan untuk ibadah melainkan untuk dikunjungi saja, kecuali Masjid Ali bin Abi Thalib, oleh para jamaah yang sedang melakukan Umroh dengan berkunjung ke makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.
Semua masjid punya riwayat masing-masing, tetapi Masjid Al Ghamamah punya kisah tersendiri karena semasa hidup pada abad ketujuh, Nabi Muhammad pernah berdoa di masjid ini meminta pertolongan pada Allah agar ditutunkan hujan karena saat itu cuaca sangat panas. Doa Nabi segera dikabulkan Allah, saat itu juga di langit muncul awan yang tebal sehingga meneduhi Nabi dan para sahabat.
“Al Ghamamah artinya awan, atau mendung. Karena datangnya awan itu maka masjid ini dinamakan Al Ghamamah,” cerita Ustadz Muhammad Yazid, pemandu yang membimbing rombongan jamaah Umroh yang diberangkatkan Shafira Tour and Travel, hari Minggu pagi.
Masjid al Ghamamah tidak terlalu besar, sekitar 50 x 30 meter, tetapi memiliki dinding yang amat kokoh dari batu alam warna hitam yang disusun rapi. Masjid ini memiliki empat kubah kecil dan empat hubah besar di atasnya, dengan satu menara yang cukup tinggi. Bangunan masjid kokoh ini dibangun pada masa Sultan Abdul Majid Al Utsmani yang memerintah Kesultanan Ottoman dari tahun 1839-1861. Masjid Al Ghamamah kemudian direnovasi oleh Raja Arab Saudi, Fahd tahun 1990-1991.
Tapi yang pertama membangun Masjid Ghamamah sebenarnya adalah sahabat Nabi, yaitu Umar bin Khattab ketika menjadi Khlaifah. Saat pertama dibangun, namanya bukan Masjid Al Ghamamah tetapi Al-Mushalla yang artinya tempat sholat. Khalifah Umar membangun Al Mushalla sebagai penghormatan kepada Nabi Muhamad, yang bersamanya pernah melaksanakan Sholat Idul Fitri pertama kalinya di lapangan terbuka, pada tahun kedua Hijriyah.
Jadi ada dua keistimewaan masjid ini, kata Ustadz Muhammad Yazid kepada jamaah Umroh yang dipandunya. “Pertama adalah di tempat ini Nabi pernah berdoa meminta hujan, dan kedua di tempat ini juga Nabi Muhammad menerima perintah dari Allah untuk mengadakan Sholat Hari Raya. Sangat beruntung kita semua memiliki pengalaman menziarahi tempat ini,” katanya. (nis)