Masjid Al Falah Tak Gelar Jumatan, Ini Penyebabnya
Pengurus Masjid Al Falah di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, memutuskan untuk tidak menggelar salat Jumat, pada 20 Maret 2020. Keputusan yang sulit diambil itu berimbas pada peniadaan salat Jumat yang pertama kali sejak masjid berdiri di tahun 1970an.
Humas Masjid Al Falah Wirawan Dwi menuturkan jika keputusan itu diambil setelah berdiskusi selama tiga hari terakhir. “Kami memiliki Dewan Syariah. Dan setelah mengkaji mudharatnya, kami memutuskan untuk meniadakan salat Jumat,” kata Wirawan dihubungi lewat Whatsapp, Jumat 20 Maret 2020.
Keputusan itu diambil setelah menghitung sisi mudaratnya. Dewan Syariah masjid setempat beranggapan jika kondisi saat ini termasuk darurat. “ Mana mudarat yang lebih kecil, dan mudarat yang lebih kecil adalah ketika meniadakan salat Jumat,” katanya.
Sejumlah pertimbangannya antara lain tentang kapasitas masjid yang mampu menampung hingga 4.000 jemaah. Jumlah jemaah menurutnya selalu banyak di setiap Jumatan. Panitia merasa kesulitan untuk meminimalisir terjadinya gesekan antara jemaah. “Saya bayangkan, jiak ada satu atau beberapa jemaah yang terinfeksi corona, maka masya Allah luar biasa dampaknya,” katanya.
Selain itu, pihak masjid juga telah membaca sejumlah panduan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait protokol pencegahan penularan corona bila salat Jumat tetap dijalankan.
Salah satu aturannya adalah pihak masjid diminta untuk menggulung karpet atau tikar. Sementara jemaah diminta untuk membawa sajadah atau sapu tangan untuk alas kepala. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisir penularan virus yang bisa jadi tertinggal di karpet, dan agar pembersihan lantai berlangsung lebih mudah.
“Aturan ini tak bisa kami jalankan, karena tikar di Al Falah ini dilem, jadi tak bisa digulung,” katanya.
Sehingga, setelah pembahasan selama tiga hari, pihak masjid kemudian bersepakat untuk meniadakan salat Jumat pada minggu ini. Wirawan mengaku keputusan itu sangat sulit diambil. Ada banyak pro dan kontra di dalam jemaah Al Falah sendiri. “Keputusan yang tidak populer, ada banyak pro-kontra sampai kami putuskan pada Jumat pagi tadi,” katanya.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya belum memutuskan apakah minggu depan Jumatan tetap ditiadakan atau akan dilangsungkan. Sikap takmir akan mengikuti perkembangan wabah corona dan imbauan dari pemerintah. “Wallahualam kalau itu, semoga coronanya segera usai,” katanya.
Namun, meski tak menggelar salat Jumat, Masjid Al Falah tetap melangsungkan salat berjamaah lima waktu. Hanya saja, kajian usai salat diliburkan agar jemaah tak terlalu lama berada di kerumunan.
“Kalau jemaah salat lima waktu bisa sampai empat baris. Satu barisnya sekitar 125 orang. Tapi tak sebanyak jemaah salat Jumat,” imbuhnya.
Selain meniadakan salat Jumat dan meliburkan kajian rutin harian di setiap salat lima waktu selain Isya, Al Falah juga meliburkan kursus berbagai pengetahuan agama dengan santri berjumlah ribuan. Mereka melanjutkan kursus menggunakan metode daring.
Advertisement