Masjid Al Falah Roboh, Warga Salat Tarawih di Tenda
Masjid Al Falah di Dusun Halimo, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Lumajang, ambruk rata dengan tanah akibat gempa, Sabtu, 10 April 2021. Memasuki bulan Ramadhan, kaum muslimin di dusun tersebut menjalankan ibadah Ramadhan seperti, salat tarawih dan tadarus Alquran di tenda darurat.
“Awalnya warga mendapat pinjaman tenda dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang untuk digunakan masjid darurat di halaman SD Inpres Kaliuling,” ujar Ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lumajang, Suharyo AP, Kamis, 15 April 2021.
Dikatakan Masjid Al Falah merupakan masjid wakaf milik Muhammadiyah. Masjid ini berukuran 7 x 7 meter persegi, yang berdiri di atas tanah 9 x 9 meter persegi di Dusun Halimo. “Saat gempa, ratusan rumah di Kaliuling ambruk termasuk Masjid Al Falah,” katanya.
Memasuki malam pertama bulan Ramadhan, warga Dusun Halimo akhirnya mendirikan masjid darurat berupa tenda terpal di halaman SD Inpres. “Hari ini, masjid tenda itu dipindah di sebelah utara Masjid Al Falah yang ambruk,” kata A. Choliq, relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Probolinggo.
Pasca gempa magnitudo 6,7 yang kemudian dikoreksi 6,1 itu, Choliq bersama relawan MDMC lain turun ke lokasi bencana di Lumajang. “Dampak gempa terparah di Lumajang memang di Kecamatan Tempursasi terutama di Desa Kaliuling,” katanya.
Pemindahan masjid tenda ke dekat reruntuhan masjid, kata Choliq, untuk memudahkan warga. Soalnya lokasi masjid tenda di SD Inpres relatif agak jauh dari permukiman warga.
Gempa dengan pusat (episentrum) sekitar 90 kilometer di sebelah selatan Kabupaten Malang berdampak luas di Lumajang. Sekitar 1.000 bangunan rusak ringan, sedang, hingga berat di 11 kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Terkait robohnya bangunan Majid Al Falah, kata Suharyo, sudah dilaporkan ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim. “PWM intinya siap membantu, kami juga sudah memesan gambar masjid dan menggali pondasi,” katanya.
Informasi soal penggalian dana masjid yang diperkirakan menelan dana total Rp350 juta itu juga sudah tersebar ke daerah-daerah lain melalui grup WhatsApp (WA). “Bahkan ada warga Indonesia di Jepang yang ikut menyumbang,” kata mantan wartawan Harian Sore Surabaya Post itu.
PDM Lumajang, kata Suharyo, tentu tidak bisa membebankan biaya pembangunan masjid itu khusus warga di Kaliuling. Soalnya, warga setempat masih haru berjuang keras memperbaiki rumah-rumah mereka yang ambruk dan rusak karena gempa.
“Informasi yang saya peroleh, dari 240 rumah warga setempat, 80 persennya rusak dan ambruk,” ujarnya.