Masjid Al Akbar Gelar Salat Jumat, Takmir Terapkan 14 Protokol
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya kembali menggelar salat Jumat, setelah lima pekan tidak mengadakan akibat Corona.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id, para Jamaah yang mengikuti salat Jumat diberi jarak dua setengah meter. Sehingga, kapasitas masjid yang semula bisa menampung 40.000 jamaah, kali ini hanya dapat menampung 4.000 orang.
Humas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Helmi M Noor mengatakan, salat Jumat kali ini merupakan ujicoba, sebelum diterapkan kebijakan new normal. Takmir menyiapkan protokol kesehatan bagi para jamaah.
"Salat Jumat kali ini trial untuk new normal. Alhamdulillah, saya lihat cukup tertib dan teratur. Mereka mematuhi 14 protokol yang kami siapkan,” kata Helmi, di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat, 5 Juni 2020.
Kata Helmi, pihak takmir masjid juga menerapkan kebijakan sesuai ketentuan Menteri Agana, Dewan Masjid Indonesia, dan MUI. Salah satu, alas kaki dibawa masuk ke dalam masjid. Hal ini untuk menghindari kerumunan.
"Kenapa 14 (SOP) itu karena kami lihat realitas di lapangan supaya tidak terjadi kerumunan. Sandal atau sepatu wajib dibawa masuk, supaya selesai salat jamaah langsung ke kendaraan masing-masing tanpa ada kerumunan. Tentu kita siapkan kresek plastiknya," katanya.
Helmi mengatakan, meski cukup merepotkan, hal ini tetap dipersiapkan guna menjaga keselamatan para jamaah. Total ada 100 petugas Masjid Al Akbar Surabaya, yang telah disiapkan di tiga pintu masuk untuk membagikan kresek plasik.
"Kami minta kepada para jamaah untuk menyimpan tas plastik untuk salat Jumat berikutnya," katanya.
Selain mengatur sof dan alas kaki, pihak takmir masjid juga menerapkan pshycal distancing di tempat wudhu. "Kita sudah siapkan jalurnya, sehingga kran 1, 2, 3 yang nomor 2 kita kosongin, yang kita pakai hanya kran 1 dan 3. Jadi, nggak ada antrian di tempat wudhu karena kita punya hampir 700 tempat wudhu," katanya.
Selain itu, kata Helmy, kotak infak keliling tidak dijalankan, dan diganti dengan e-infak atau barcode. Artinya, infak tetap bisa dilakukan hanya melalui internet.
Tidak lupa, pengurus juga menyiapkan hand sanitizer di tiga pintu masuk dan hand sanitizer. Karena dari 45 pintu masjid yang ada, hanya 3 yang dibuka. Pengurus juga melakukan pemeriksaan suhu badan. Sebelum masuk masjid, jamaah diharuskan melewati bilik sterilisasi.
Di samping itu, pengurus juga menyiagakan tiga dokter, dilengkapi klinik dan dua ambulan. Baik jamaah, muadzin, khotib, dan imam wajib mengenakan masker. Durasi khutbah juga diperpendek. Begitu pun bacaaan imam sholat yang menggunakan surat-surat pendek.
"Insya Allah Masjid Al-Akbar menjadi satu-satunya masjid di Surabaya yang menerapkan protokol super ketat seperti ini," ujar Helmy.