Masjid Agung Lamongan Dibangun 1908, Wakaf dari Ulama Bojonegoro
Masjid Agung Lamongan berusia lebih dari satu abad. Masjid sebelah barat Alun Alun Lamongan ini dibangun pada 1908. Bangunan lama sampai saat ini masih ada. Berupa bangunan khas Jawa. Yakni, atap joglo mengerucut tiga susun. Bermakna, iman, Islam dan ihsan.
"Bangunan masjid ini sudah beberapa kali mengalami pemugaran, " tutur Sekretaris umum masjid Agung Lamongan, Haji Muhammad Yunani, Selasa, 4 April 2023.
Lebih jauh, Yunan, sapaan akrabnya, menjelaskan, renovasi pertama berupa bangunan tambahan pada bagian depan. Bentuknya disesuaikan dengan bangunan lama, dengan joglo tiga susun.
Selanjutnya, dikembangkan melebar ke samping kanan dan kiri. Sesuai dengan perkembangan zaman, pembangunan difokuskan pada bagian depan atau wajah. Bahkan dilakukan dua kali.
Di antaranya, pada zaman pemerintah orde baru, pembangunan difasilitasi oleh Yayasan Muslim Pancasila. Namun, bangunan ini kemudian diperbarui lagi, dengan bentuk bangunan lebih modern seperti yang terlihat sampai sekarang.
"Renovasi yang terakhir itu di tahun 2012 dan selesai pada 2015," terangnya.
Sekalipun mengalami beberapa kali renovasi, masih tutur Yunan, sejumlah bagian masih terjaga keasliannya. Terdiri dari bangunan utama dengan joglo tiga susun, sejumlah tiang jati, tangga untuk naik menuju ke tempat azan di atap masjid, mimbar serta menara lama.
Terkait asal muasalnya, Masjid Agung Lamongan ini disebutkan berstatus sebagai masjid wakaf dari Kiai Mahmoed, ulama asal Bojonegoro yang lama menetap di Lamongan.
Kiai Mahmoed mewakafkannya kepada masyarakat Islam Lamongan karena tidak memiliki ahli waris. "Informasi dari sesepuh seperti itu. Sedang Kiai Mahmoed mempercayakannya kepada Kiai Mastoer," terangnya.
Kiai Mastoer ini ulama besar setempat. Ketika wafat, jenazahnya dimakamkan di lokasi masjid. Tepatnya di serambi utara. Keberadaan makamnya berdampingan dengan Kiai Mahmoed. Ada satu lagi makam tetapi kosong. Makam kosong sedianya untuk mendiang istri Kiai Mahmoed.
Menariknya lagi, di lingkungan Masjid Agung Lamongan ini terdapat beberapa peninggalan bersejarah. Seperti di halaman depan masjid terdapat benda bersejarah berupa dua buah gentong batu dan dua lempengan batu mirip kipas.
"Batu lebar itu orang menyebutnya pasujudan. Benda bersejarah itu berkaitan dengan sejarah Panji Laras dan Panji Liris," papar Yunan.
Selain itu, ada satu lagi yang menarik, di dalam masjid terdapat sebuah mushaf Al Quran raksasa. Ukurannya 240x155 centimeter.