Masih Merah di Kudus 1.971 Kasus Aktif Covid-19, 761 Meninggal
Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus meningkat setiap harinya. Status merah masih berlaku di kota tempat makam Sunan Kudus yang legendaris itu. Hingga Selasa 8 Juni 2021, kasus Covid-19 di Kudus mencapai 9.355.
Sementara untuk pasien yang telah sembuh sebanyak 6.623 kasus. Demikian dilansir situs corona.jatengprov.go.id.
Untuk total kasus aktif corona di Kudus mencapai 1.971 orang. Angka ini bertamah 224 orang dibandingka hari sebelumnya. Adapun jumlah meninggal totalnya per hari ini mencapai 761 orang.
Kudus sendiri, tercatat menempati peringkat ketiga daerah di Jawa Tengah dengan kasus Covid-19 Tinggi. Sementara peringkat kesatu dan dua adalah Kota Semarang dan Banyumas.
Wisata Religi dan Pasca-Lebaran
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, salah satu faktor pemicu lonjakan kasus Covid-19 di Kudus akibat banyaknya peziarah atau masyarakat yang datang. Sebab, seperti yang diketahui Kudus sendiri memang terkenal sebagai destinasi wisata religi.
"Kenaikan tinggi ini karena ada kenaikan kasus secara spesifik di klaster ini. Karena memang Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja migran Indonesia yang pulang dari negara tetangga," jelas Budi, Senin lalu.
Demak-Kudus Waspada
Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah diinstruksikan untuk menyiapkan tiga hal. Kaitannya, mengantisipasi ledakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus yang berbatasan langsung dengan Demak.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Desa Tugu Lor, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Di sana, terdapat 26 orang yang terpapar Covid-19. Semuanya melakukan isolasi mandiri.
“Karena Kudus nempel sama Demak dan sudah merah, kita belajar dari Kudus,” ucap Ganjar disela roadshow Demak-Kudus, Selasa 8 Juni 2021.
Tiga Hal Dipersiapkan
Ganjar mengatakan, ada tiga hal yang mesti disiapkan Pemkab Demak. Pertama, Ganjar meminta Pemkab Demak menyiapkan tempat isolasi terpusat.
“Siapkan. Sudah siap di dua tempat tapi kalau saya melihat jumlahnya pasti kurang itu, maka saya minta untuk yang skenario gedung ke 3,4,5 sampai kemudian pada skenario terburuk,” kata Ganjar.
Skenario terburuk yang dimaksudnya adalah jika terjadi ledakan kasus dan Pemkab Demak mengalami kesulitan. Sehingga Pemprov dapat mengintervensi dan menjemput pasien untuk dibawa ke isolasi terpusat yang disiapkan.
Penambahan Tempat Tidur di RS
“Kedua, saya minta penambahan tempat tidur. Meskipun ledakannya tidak seperti di Kudus, tapi musti siap-siap karena Demak ini nempel. Sehingga tempat tidur maupun ICU untuk isolasi rumah sakit saya minta untuk ditambah,” tegasnya.
Yang ketiga, lanjut Ganjar, libatkan seluruh komponen masyarakat. Seperti TNI Polri yang sudah siap membantu. Kemudian tokoh agama. Kaitannya untuk mengedukasi warga. Sehingga tidak ada cerita menolak diisolasi terpusat.
“Selebihnya kita minta untuk koordinasi, maka sistem informasi ini perlu diberikan kepada publik agar publik tahu. Rumah sakit di sini tempat tidurnya masih ada berapa, sehingga masyarakat aware pada soal ini,” tegasnya.
Demak-Kudus Saling Membantu
Terlepas dari itu, Ganjar berharap baik Demak maupun Kudus dapat saling membantu. Seperti Kota Semarang yang sudah membantu dengan menerima pasien rujukan dari Kudus.
“Nah terakhir kalau nanti ada kesulitan saya minta apakah di Demak apakah di Kudus hari ini bisa lapor kepada kita dan saling membantu lah, tadi juga banyak yang dari Kudus dirawat di Demak tadi,” tutur Ganjar Pranowo.