Masih Banyak Perusahaan Nakal Tak Terapkan Protokol Kesehatan
Sejak dibuka bertahap mulai 2 Juni 2020 lalu, ternyata masih banyak perusahaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan usaha di tengah masa transisi the new normal life.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo menyampaikan, justru perusahaan nakal tersebut terletak di zona merah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.
“Paling banyak di Pasuruan, Mojokerto, Surbaya. Surabaya pun kalau zona merah itu di Rungkut, Asemrowo, Tandes, kemudian Karang Pilang yang sudah zona kuning,” ungkap Himawan ketika ditemui di Gedung Negara Grahadi, Sabtu 13 Juni 2020 malam.
Menurutnya protokol kesehatan ini menjadi satu keharusan yang perlu disiapkan oleh perusahaan karena masih ada potensi penyebaran virus yang cukup besar di Jatim, terbukti dengan angka penyebaran yang terjadi setiap harinya. Sehingga, upaya ini harus dilakukan agar para pekerja juga bisa lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya.
“Ketika perusahaan berada di zona merah kemudian pekerjanya di zona kuning berarti yang terancam pegawainya, tapi kalau perusahaan di zona kuning kemudian pegawainya di zona merah yang terancam perusahaannya. Maka, gak bisa salah satu harus menanggung beban. Kalau perusahaan bagus, pekerja bagus, prosedur bagus, pekerja ketika di jalan, ketika pulang akan menerapkan itu, jadi ini gak bisa dibiarkan,” jelasnya.
Karena itu, sebagai langkah lanjutan, ia menegaskan akan kembali menerjunkan tim pengawas ke perusahaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan tersebut.
“Kita tungguin dan suruh nyiapkan protokol kesehatan. Kita ingin mereka memperbaiki, karena kalau kita bicara new normal, perlindungan Covid yang butuh dilindungi bukan hanya pekerja, tapi juga perusahaannya.,” katanya.
Ia juga meminta agar perangkat daerah uga turun langsung memantau pelaksanaan protokol kesehatan di perusahaan yang ada di daerahnya masing-masing, sehingga daerahnya juga bisa aman dari penyebaran Covid-19.