Masih Banyak GTT, MAJU Komitmen Sejahterakan Guru di Surabaya
Bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno berkomitmen untuk menyejahterakan nasib para guru di Kota Surabaya. Utamanya, para guru tidak tetap (GTT). Hal itu mereka janjikan ketika menemui para guru SD dan MI se-Surabaya di Hotel Mercure, Surabaya, Selasa 22 September 2020.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu guru Sulistyo menyampaikan, bahwa dirinya tidak memiliki banyak keinginan. Ia hanya meminta agar pemimpin selanjutnya dapat menyejahterakan para guru, termasuk GTT.
“Saya ngajar 30 tahun jadi GTT mungkin sekarang sudah tidak ada harapan diangkat jadi ASN. Tapi kami disini dari teman-teman GTT pesan apabila nanti jadi Wali Kota Surabaya keinginan kami cuma satu diangkat jadi ASN,” ungkap Sulis.
Ia mengaku, tidak tahu selama ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah Kota Surabaya mengingat pengelolaan SD ada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
“Kami mengharap teman-teman GTT yang masih muda bisa segera diangkat ASN karena terkendala umur dan masa kerja. Kami dengan ikhlas mendidik anak didik kami mudah-mudahan ilmu kami ini bermanfaat,” harapnya.
Mendengar curhatan itu, Machfud Arifin mengaku sangat sedih. Menurutnya, Surabaya ternyata masih banyak kekurangan di dalam yang tak pernah terurus oleh pemerintah. Itu terbukti dengan masih adanya guru yang menjadi honorer sampai puluhan tahun. Padahal, guru dinilainya menjadi sosok penting yang menciptakan generasi untuk memajukan bangsa.
“Dulu orang luar sekolah niat dan lulus dengan bangga dari IKIP dan sebagainya, tapi ketika jadi guru sampai 30 tahun masih jadi honorer terus gajinya kecil. Kasihan, sangat sengsara kita doakan pintu surge untuk bapak ibu,” ujar mantan Kapolda Jatim itu.
Paling parah lagi, lanjut Machfud Arifin, nasib guru-guru Paud yang bayaran harian Rp 400.000 untuk beberapa orang guru. Hal ini menurutnya tidak sebanding dengan kekuatan anggaran yang ada di Kota Surabaya yang lebih dari Rp10 triliun. Apalagi, ini belum ditambah dengan permasalahan pemenuhan kebutuhan hidup para guru yang cukup tinggi.
“Anggaran pendidikan lebih kecil dibanding memelihara taman sedih kita. Apakah pantas Surabaya sudah disebut Kota Metropolitan? Apakah pantas Surabaya jadi smart city?,” ungkapnya yang dijawab “tidak” oleh para guru.
Karena itu, prioritas utama MAJU apabila terpilih adalah sektor pengembangan kesejahteraan mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi.
Advertisement