Masih 15 Tahun, Ini Cerita Alma Jadi Pemanjat Andalan Jatim
“Mengejutkan” itulah kalimat yang menggambarkan perasaan seluruh kontingen Panjat Tebing Jawa Timur terhadap Atletnya Alma Ariella Tsany yang berhasil meraih emas Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di nomor combined putri.
Dalam perlombaan itu, tampil sebagai juara usai memperoleh nilai tertinggi 171,5 poin hasil akumulasi poin dari nomor boulder dan nomor lead.
Ia sukses mengalahkan dua seniornya yang juga jagoan di nomor tersebut. Adalah Widia Fujiyanti asal Jawa Barat yang memperoleh 137,9 poin. Sementara medali perunggu diperoleh Sukma Lintang Cahyani asal DI Yogyakarta yang memperoleh nilai 128,2 poin.
Hasil ini cukup mengejutkan bagi Alma sendiri. Pasalnya, ini adalah keikutsertaan pertamanya di ajang multievent empat tahunan itu. Selain itu, lawan yang dihadapi adalah senior yang sudah kenyang pengalaman mengikuti event di dalam maupun luar negeri.
Kenal Panjat Tebing Sejak TK
Posturnya tak terlalu tinggi bagi seorang atlet panjat tebing di nomor boulder dan lead. Namun, dengan kegigihannya atlet asal Gresik itu berusaha untuk bisa tampil baik dan menyelesaikan rintangan yang ada.
Hal itu kemudian membuat dirinya tampil sebagai juara. Wajahnya tak habis-habisnya tersenyum usai meraih medali emas pertama di PON.
Dari pengakuannya, ternyata pemanjat asal Gresik mulai suka memanjat sejak masih berusia 4 tahun. Meski awalnya memanjat pagar maupun tiang.
Dari itu, ayahnya kemudian memasukkan Alma ke salah satu klub panjat tebing di Gresik. “Terus pertama kali lomba saat masih TK. Naik kelas 1 langsung dapat juara tiga,” kata atlet berusia 15 tahun itu.
Keberhasilan tersebut kemudian membuatnya semakin termotivasi untuk bisa berprestasi. Terutama untuk mewujudkan cita-citanya tampil sebagai juara dunia panjat tebing.
“Kuncinya banyak berdoa, terus latihan saja sesuai program,” ungkap Alma yang lahir pada 25 Juli 2009.
Sementara itu, Galar Pandu, salah satu pelatih panjat tebing Jatim mengatakan Alma memiliki potensi besar untuk bisa meraih prestasi lebih tinggi. Namun hal tersebut harus diperkuat dengan ikhtiar dalam berlatih.
“Alma di sektor putri adalah ujung tombak untuk memberikan beberapa medali,” kata Galar.