Masa Pandemi Covid-19, Akseptor KB di Pasuruan Membludak
Hanya dalam waktu tiga hari, jumlah akseptor KB di Kabupaten Pasuruan sudah mencapai 1.030 orang. Banyaknya ibu rumah tangga/perempuan ber-KB (keluarga berencana) ini lantaran kebijakan Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang menggratiskan seluruh pelayanan KB selama pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KB-PP) Kabupaten Pasuruan, Drg Loembini Pedjati Layung mengatakan, ribuan orang tersebut berasal dari akumulasi jumlah semua metode layanan KB atau kontrasepsi. Seperti implant, IUD, suntik, pil maupun KDM (kondom).
"Semua metode kontrasepsi kita layani, kecuali MOW dan MOP. MOP itu metode operasi pria, sedangkan MOW adalah metode operasi wanita. Tidak kita layani kecuali pasca persalinan di rumah sakit, karena kita masih di tengah pandemi," kata Loembini, Selasa, 30 Juni 2020.
Dijelaskannnya, tiga hari berturut-turut yang dimaksud adalah pelayanan KB serentak "Sejuta Akseptor" dalam rangka Hari Keluarga Nasional ke 27 tahun 2020.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai 25-27 Juni lalu, dimana metode kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah KB suntik dan implant. Yakni 557 peserta KB implant dan 216 peserta KB suntik.
"Paling banyak peserta dari Kecamatan Kraton. Total ada 159 orang yang mengikuti pelayanan KB. Dari jumlah itu, ada 45 orang peserta KB implant dan 74 peserta KB suntik," katanya.
Dengan banyaknya jumlah akseptor KB selama pandemi Covid-19, itu artinya semakin meningkat jumlah pemahaman para pasangan suami istri (pasutri) untuk mengendalikan kehamilan.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf mengatakan, kesejahteraan keluarga merupakan tanggung jawab seluruh anggota keluarga.
Begitu juga perihal KB. Program KB bukan hanya kewajiban istri yang harus sadar akan fungsi KB. Akan tetapi peran suami untuk mendukung program tersebut, jauh lebih penting.
"Pokoknya semuanya harus dibicarakan dengan baik. Kita tidak melarang pasutri untuk menunda kehamilan. Akan tetapi lebih pada bagaimana bisa bijak menyikapi pandemic ini. Kalaupun hamil, silahkan saja. Yang terpenting bisa terus dijaga asupan gizinya, kesehatan dan vitamin untuk ibu dan calon bayi yang dikandungnya. Kalaupun memilih ber-KB, juga kami persilakan, mumpung semuanya gratis," katanya.
Istri Bupati Irsyad Yusuf itu menyebut, merencanakan atau berencana itu sebaiknya dilakukan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Termasuk pilihan ber-KB atau tidak.
"Tingkat kualitas dari keluarga yang direncanakan akan jauh baik daripada yang tidak terencana. Saya yakin pasutri-pasutri sekarang ini sudah pintar dan cerdas dalam menentukan yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Tinggal bagaimana bisa membantu mereka untuk mendukung program pemerintah demi kebaikan bersama," katanya.