Masa Pancaroba, Warga Patut Waspada Bencana Hydrometeorologi
Stasiun Klimatologi Malang meminta seluruh masyarakat Jawa Timur untuk waspada terkait dengan ancaman bencana hidrometeorologi yang timbul akibat masa pancaroba pada periode Oktober-November 2020 mendatang.
“Sebelum memasuki musim hujan kita mengenal masa pancaroba. Pada masa ini cuaca ekstrem akan terjadi seperti hujan intensitas tinggi, guntur, dan puting beliung sering terjadi. Ini akan berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Malang, Minggu 18 Oktober 2020.
Anung mengatakan, bencana hidrometeorologi ini sudah terjadi pada 3 Oktober lalu. Di mana, akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di Banyuwangi dan Pacitan. Bahkan di Pacitan juga terjadi tanah longsor.
Selain itu, Anung mengatakan, jelang masuk musim penghujan ini terjadi fenomena La Nina dengan intesitas moderate yang berpengaruh terhadap masa musim hujan yang lebih panjang. Kemudian terjadi peningkatan curah hujan di atas normal atau bisa lebih dari 25 persen.
Sementara untuk musim hujan sendiri diprediksi akan terjadi di bulan Novenber 2020. Namun, sudah ada daerah yang mendahului seperti Banyuwangi, Trenggalek, dan Lumajang.
Terkait dengan adanya fenomena La Nina dan ancaman bencana hidrometeorologi, ia meminta kepada warga agar terus mengikuti informasi cuaca dari laman atau aplikasi BMKG. Dengan itu, masyarakat diharapkan dapat melakukan upaya pencegahan timbulnya dampak dari musim penghujan.
“Mari kita kenali lingkungan sekitar kita. Apakah kita tinggal dekat dengan perbukitan atau topografi kemiringan, atau bantaran sungai. Kedua, kenali cuaca ekstrem apa saja yang sering terjadi di sekitar kita. Apakah hujan lebatnya atau puting beliungnya atau hujan disertai puting beliung,” pungkasnya.