Masa Mudik, Lintas Ketapang-Gilimanuk Dibantu Empat Kapal Besar
Menghadapi mudik lebaran 2024, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menambah empat armada kapal berukuran besar. Kapasitasnya dua kali lipat dari kapal regular. Penambahan kapal ini dilakukan untuk memastikan arus penyeberangan selama mudik dan balik lebaran berjalan lancar.
Korsatpel BPTD Kelas II Jawa Timur Pelabuhan Ketapang, Bayu Kusumo Nugroho, mengatakan, empat kapal tambahan tersebut adalah KMP Tri Mas Layla, KMP Nawasena, KMP Cakra 2 dan KMP Munic I.
"Empat kapal itu izin operasinya sudah turun semua dari Kementerian," jelasnya, Senin, 1 April 2024.
Empat tambahan ini menurutnya, sudah ada yang tiba di sekitar Pelabuhan Ketapang. Rencananya, kapal tambahan ini akan masuk jadwal di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk mulai 3 hingga 18 April 2024. Kapal besar ini akan beroperasi di dermaga MB IV.
Kapal tambahan ini, menurut Bayu Kusumo Nugroho, memiliki kapasitas antara 80 sampai 90 kendaraan kecil. Angka ini hampir 2 kali lipat dari kapasitas kapal reguler yang selama ini beroperasi di lintas Ketapang-Gilimanuk.
"Kalau yang regular (kapasitasnya) sekitar 40-50 kendaraan kecil, yang paling kecil ada yang cuma 25 (kendaraan kecil)," jelasnya.
Di lintas Ketapang-Gilimanuk, lanjutnya, total ada 50 kapal. Dengan tambahan 4 kapal besar jumlahnya menjadi 54 kapal. Selama angkutan lebaran, setiap harinya dioperasikan 30 sampai 32 kapal. Sisanya off. Menurutnya, jika kondisi normal maka hanya 30 kapal yang dioperasikan.
"Kalau ada kepadatan bisa sampai 32 kapal dalam sehari," tegas Bayu Kusumo Nugroho.
Ia pun menambahkan, selama masa mudik dan balik lebaran ini pihaknya juga mengoperasikan dermaga Bulusan. Dia menyebut, dermaga Bulusan ini fungsi utamanya sebagai buffer zone.
Jika terjadi kepadatan, maka dermaga Bulusan bisa difungsikan sebagai dermaga kondisional untuk membantu kelancaran bongkar muat. Dia mencontohkan, jika sisi Pelabuhan Gilimanuk yang padat, Dermaga Bulusan difungsikan untuk bongkar saja.
"Dermaga Bulusan ini harus disesuaikan dengan kondisi alam. Ketika memungkinkan untuk sandar bisa difungsikan. Karena arusnya lebih deras," pungkas Bayu Kusumo Nugroho.
Advertisement