Masa Lalu Ayah Atta Halilintar di Organisasi Terlarang Malaysia
Keluarga Atta Halilintar belum pernah kembali ke Tanah Air, sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2020 silam. Kepala keluarga Gen Halilintar, yakni Halilintar Anofial Asmid memboyong keluarganya ke Malaysia, kecuali si sulung Atta Halilintar dan adiknya, Thoriq Halilintar.
Keluarga ini pun tak kunjung pulang meski Atta Halilintar menikah dengan Aurel Hermansyah. Keluarga besan baru bertemu pertama kali di Turki, saat negara itu sudah membuka pintu untuk para wisatawan.
Anehnya lagi, momen Lebaran yang biasa dimanfaatkan untuk kumpul keluarga juga tak menggugah hati keluarga Gen Halilintar. Mereka bahkan belum menjenguk cucu pertamanya, Ameena Atta.
Meski keluarga besan yakni Anang-Ashanty hingga Krisdayanti-Raul Lemos tengah menikmati libur Lebaran di Singapura, Halilintar Anofial Asmid tak menyusul ke negeri berlambang kepala hewan singa itu. Mereka beralasan jadwal liburan keluarga Anang-Ashanty bentrok dengan umrah.
Netizen pun merasa heran dengan sikap keluarga Gen Halilintar yang enggan menginjakkan kakinya di Tanah Air. Namun, Atta Halilintar memaklumi hobi keluarganya traveling ke berbagai negara.
"Dari kecil memang keluargaku hobi traveling. Pas Lebaran bentrok jadwalnya sama umrah," demikian pernyataan Atta Halilintar ke media.
Namun, netizen bak detektif mengulik masa lalu Halilintar Anofial Asmid. Ayah Atta Halilintar sempat bermasalah dengan seorang perempuan yang mengaku sebagai istri kedua yang dinikahi secara siri. Halilintar Anofial Asmid sempat dilaporkan ke polisi pada 2020 silam. Namun, masalah itu menguap begitu saja.
Selain masalah rumah tangga, Halilintar Anofial Asmid diduga terlibat organisasi terlarang di Malaysia, Darul Arqam. Beredar foto-foto masa lalunya saat berpenampilan islami dengan jas, kemeja, sarung, dan penutup kepala. Di bagian bawah matanya diberi warna hitam.
Penampilan Halilintar Anofial Asmid selaras dengan rekan lainnya. Foto-foto masa lalu ini dikutip dari buku Pengembaraan Sang Duta: Halilintar Muhammad Jundullah.
Halilintar Anofial Asmid “Sang Duta” dan “Jundullah"
Halilintar Anofial Asmid, pengusaha berjuluk “Sang Duta” dan “Jundullah (tentara Tuhan)”. Berawal dari sudut indekos di Depok saat masih berstatus Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia (UI), Halilintar Anofial Asmid memulai bisnis berskala kecil hingga sukses melebarkan sayap ke berbagai negara bersama istrinya.
Jika merujuk buku “Pengembaraan Sang Duta: Halilintar Muhammad Jundullah” karya Taufik Mustafa, Halilintar Anofial Asmid adalah sosok yang lekat dengan ajaran agama.
Perubahan pola pikir dan berpakaian Halilintar Anofial Asmid terjadi setelah ia berguru pada Syeikh Ashaari Muhammad At Tamimi, atau Abuya Ashaari, di Malaysia. Sejak berguru pada Abuya pula, putra kelahiran Dumai, Riau itu mendapat nama baru menjadi Halilintar Muhammad Jundullah.
Syekh Ashaari atau Abuya adalah pendiri dan pemimpin Darul Arqam, sebuah organisasi keagamaan Islam yang berbasis di Malaysia. Halilintar Anofial Asmid sempat menjadi salah satu pengikutnya.
Gabung Darul Arqam
Pengakuan Halilintar Anofial Asmid sebagai tokoh Darul Arqam juga tercantum dalam buku "Jejak Hizbut Tahrir Indonesia" karya Pusat Data dan Analisa TEMPO. Halilintar Anofial Asmid bergabung dengan organisasi ini pada 1989. Ia menjabat sebagai pimpinan Darul Arqam kawasan Jakarta dan Bogor.
Darul Arqam berpusat di Malaysia, sejak 1968. Abuya Ashaari menjaring lebih dari 100.000 orang untuk bergabung dan tersebar di ASEAN, termasuk Indonesia.
Gerakannya berfokus pada banyak sektor, khususnya ekonomi.
Darul Arqam memiliki 40 buah perkampungan, 200 sekolah, kilang, rumah sakit, hingga mini market. Besarnya modal dan banyaknya keanggotaan Darul Arqam membuat pemerintah Malaysia menaruh curiga pada gerakan ini, baik secara akidah maupun kendaraan politik dan kekuasaan.
Dalam perjalanannya, ajaran Darul Arqam dianggap menyimpang lantaran Abuya Ashaari mengakui dirinya merupakan Bani Tamim, atau pendamping Imam Mahdi.
Darul Arqam juga dituding sempat menyiapkan dan melatih 300 pasukan berani mati di Thailand. Atas dasar inilah, organisasi Darul Arqam resmi dilarang oleh Malaysia pada 1994. Selain itu, Darul Arqam dinilai bertentangan dengan akidah ahli sunnah wal jamaah. Abuya Ashaari sempat ditahan setahun, lalu berganti status menjadi tahanan rumah dan pindah ke Pulau Labuan hingga akhirnya bebas murni pada 2004.
Sementara itu, Halilintar Anofial Asmid sudah mengemban jabatan tinggi; Komisaris Utama PT Cahaya Timur (perusahaan bidang rekaman kaset dan perdagangan), Komisaris Utama PT Qatrunada (travel), Chairman Hawariyun Group of Companies, dan Direktur International Rufaqa Corporation yang berpusat di Malaysia.
Ketika konten YouTube booming, Halilintar Anofial Asmid booming dengan kanal Gen Halilintar-nya. Penampilannya pun berubah lebih modis.
Advertisement