Mas'ud Said: Konteks Historis - Filsafat Negara Pancasila Final
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur Prof M. Mas'ud Said menegaskan, dalam konteks historis dan filsafat kenegaraan Pancasila sudah final, sudah bisa dikatakan selesai.
"Sekarang, semestinya implementasi dan penguatan Pancasila sebagai perekat bangsa, sebagai landasan etik idelologis dan landasan moral berbangsa dan bernegara harus tetap dikuatkan.Perlu uswah hasanah, contoh yang baik di pemerintahan," ujar Prof Mas'ud dalam keterangan Kamis 16 Juni 2022.
Sebelumnya, hal ini disampaikan Prof.M. Mas'ud Said yang juga Direktur Pascasarjana Unisma Malang,saat menjadi pembicara dalam seminar nasional Relasi Agama dan Negara Dalam Konteks Pancasila di gedung Tembakau Kompleks Rektorat Universitas Jember.
Dalam seminar yang dibuka oleh Rektor Unej Dr Iwan Taruna itu, Mas'ud yang juga salah satu Ketua MUI Jawa Timur itu berbicara bersama Dr Achmad Basarah (Wakil Ketua MPR RI) dan Dr KH Saad Ibrahim (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur ) dan Rektor 17 Agustus Banyuwangi.
Sejarah dan Proses Kelahiran
Cak Ud panggilan akrabnya tampil, setelah Achmad Basarah yang memberi presentasi kunci dalam seminar yang memberi gambaran jelas mengenai sejarah dan proses kelahiran 1 Juli 1945.
"Perlu format dan design utuh untuk pelaksanaan yang menyeluruh dilakukan oleh komponen bangsa dan terutama generasi muda, mahasiswa dan penerus bangsa", pungkas Prof Mas'ud yang juga lulusan Flinders University ini.
Pada saat sebelum seminar dimulai Rektor Unej Dr Iwan Taruna mengajak tetamu dan pembicara untuk meresmikan Taman Edukasi Kebangsaan yang dibangun dengan fasilita pembelajaran outdoors dengan menggabungkan mural dan gambar gambar pahlawan nasional, gambar dan legacy presiden RI, peninggalan rumah adat dan Istana Negara lengkap dg narasi sejarah dan keterangan yang bisa diperoleh secara elektronik.
Terlihat jajaran gambar Soekarno beserta pahlawan nasional dan jajaran, Presiden Soeharto, presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo. Demikian dilaporkan Imam Kusnin Ahmad.