Sandi Larang Pendukung Pakai Kata Cebong
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mengatakan Majelis Ulama Undonesia (MUI) yang dipimpinnya pernah mengeluarkan fatwa, bahwa menyebarkan berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian di media sosial hukumnya haram.
Dengan dasar itu, ia menyerukan kepada pendukung calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menjahui berita hoax dan ujaran kebencian.
"Di pemilihan presiden nanti, kami ingin menang dengan cara cara yang beradab. Kalau ada pasangan calon yang yang ingin menang dengan menghalalkan segala cara, biar rakyat nanti yang menghadapi," kata Ma'ruf di Jakarta 4 Januari 2019.
Ia juga menyebut tahun politik berseliweran berita hoax karena tidak punya daya untuk menang. Karena itu masyarakat harus hati-hati, jangan gampang terprovokasi, pesannya.
Sementara calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno juga meneriakkan kepada Relawan Prabowo-Sandi Digital Team (Pride) untuk tidak menyebar hoax. Dia juga melarang relawan digital itu untuk menggunakan kata 'cebong' sebagai stereotipe kepada kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Tadi saya sampaikan, kita hindari politik yang saling jatuhkan. Jangan pakai kata 'cebong', itu vocabulary yang saya larang. Gunakan kata yang saling hormati," kata Sandiaga kepada wartawan selepas acara pertemuan dengan Pride di Kembangan, Jakarta Barat, Kamis 3 Januari 2019
Menurut Sandi hoax membuat masyarakat Indonesia tidak percaya kepada politik. Untuk itu, apa pun yang akan disebarkan oleh relawan harus terverifikasi kebenarannya.
"Berita yang belum terverifikasi, tidak boleh sebar berita yang belum terverifikasi, kabar burung jangan kita aplikasi, apalagi broadcast. Karena itu akan mempengaruhi ketidakpercayaan masyarakat," kata Sandiaga.
Sandi pun meminta kepada relawan penyebar hoax untuk diberi pemahaman lagi. Hal itu menjadi mekanisme internal bagi relawan yang menyebar hoax.
"Perangi hoax, kita harus ada self mechanism untuk sanggah hoax. Seandainya dari 7.000 lebih relawan ada yang terkontaminasi, itu harus diberi satu pencerahan," ucap Sandiaga.
Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI), Effendi Gozali mengomentari hoax yang berseliweran di tahun politik mengatakan, siapa pun orangnya dan apa pun latar belakangnya, kalau dengan sengaja membuat berita bohong dengan tujuan untuk menghabisi lawan pilitiknya, akan kehilangan kepercayaan dan akan ditinggalkan rakyat dengan sendirinya, kata Effendi kepada ngopibareng, Jumat, 4 Januari 2019. (asm)