Ma'ruf Amin Yakin Menang Besar di Jatim
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin optimis akan meraih kemenangan dengan perolehan suara yang besar di Jawa Timur (Jatim). Menurut pasangan Joko Widodo (Jokowi) lantaran Jatim memeliki basis NU yang kental yang selama ini mendukungnya.
Ma’ruf juga yakin, kemenangan juga bisa diraih karena didukung dua partai yang memiliki kekuatan besar, terutama di Jawa Timur, yakni PKB dan PDIP.
“Pasangan Jokowi-Ma’ruf pantas menang dan harus menang. Karena pasangan didukung oleh 10 partai yang besar. Apalagi di Jawa Timur, basis PKB dan PDI-P. Seharusnya bukan menang, tapi menang besar," kata dia, saat menghadiri Rekerda Bravo 5 Jatim di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Kamis (24/1).
Kata Ma'ruf, jika pada saat pencoblosan Pilpres ada orang NU yang tak memilih capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf maka nahdliyin tersebut bersikap keterlaluan.
"Di sini juga markasnya ormas islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) maka kalau tidak pilih no 1, keterlaluan," kata dia sembari bercanda.
Ditambah lagi, kata Ma'ruf, Jokowi juga punya sejumlah capaian yang perlu untuk disempurnakan jika mereka terpilih di periode keduanya nanti.
Kendati demikian, Ma’ruf mengakui memang ada beberapa pihak yang menafikan prestasi-prestasi kinerja Jokowi. “Makanya kalau ada yang bilang nggak ada prestasinya? Ente tidur. Bangun, melek," ujar Ma'ruf.
Untuk meminimalisir hal tersebut, kata Ma'ruf, bagi relawan perlu untuk terus mengkomunikasikan capaian ini kepada masyarakat. Terlebih soal visi misi yang diusungnya.
"Indonesia tanpa disparitas, kesenjangan-kesenjangan yang sudah lama terjadi di Indonesia sejak 2014, Pak Jokowi sudah menghilangkan itu," ujar dia.
Sementara itu Ketua Bravo 5 Jatim, Ubaidillah mengatakan, relawan yang dipimpin kini memiliki target besar untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Tak tanggung-tanggung, Bravo 5, kata Ubaidillah, akan berupaya meraup 10 juta suara untuk Jokowi-Ma’ruf di Jatim. “Kami optimis 10 juta suara di Jatim,” katanya.
Lanjut Ubaidillah, sasarannya akan berfokus pada kalangan milenial bawah, yang biasa beraktivitas di warung-warung kopi (warkop), hingga kalangan petani.
"Karena saya melihat sebetulnya anak-anak milenial kota itu sedikit jumlahnya, daripada anak milenial di desa. Tapi secara pendidikan mereka ada yang lulusan SMP dan SMA," ujarnya.
Ubaidillah mengklaim, berdasarkan gerak relawan Bravo 5 yang menjangkau kalangan para milenial tersebut telah berhasil menggaet mereka yang sebagian besar adalah swing voters.
"Rata-rata mereka sudah menentukan pilihan, bukan swing voters lagi. Kita optimis karena menurut laporan teman-teman milenial kalangan bawah itu sudah mempunyai pilihan," katanya. (frd)