Ma'ruf Amin: Saya Sedang Menanam Pohon...
Musytasar PBNU KH Ma'ruf Amin menegaskan, dirinya memang telah berusia lanjut. Namun, kalaupun disebut tua, Kiai Ma'ruf mengaku sedang menanam pohon. Ia bisa saja tidak akan menikmati buahnya.
"Bukan untuk diri saya, tetapi untuk generasi setelah saya, bersama Pak Jokowi," kata Kiai Ma'ruf Amin, saat pidato di Istighotsah Kubro yang digelar PWNU Jawa Timur di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu 28 Oktober 2018.
Dijelaskannya, santri memiliki karakter himayatud din (menjaga agama) dan himayatud daulah (menjaga negara). Karena itulah, jika ada pihak yang mengganggu agama dan negara Indonesia akan berhadapan dengan para santri.
"Jika santri dulu, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari mengusir penjajah, sekarang mengusir sepratis, bughat (pembangkang), wajib diperangi. Juga kalangan radikalisme dan teroris yang akan menghancurkan NKRI. NKRI adalah harga mati!" tegasnya
Para santri, tidak akan membiarkan orang yang akan menyingkirkan agama dan negara Indonesia.
"Itulah kenapa Jokowi memilih santri," katanya, santri yang dimaksud adalah dirinya sendiri yang dipinang Jokowi sebagai cawapres.
"Jika santri dulu, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari mengusir penjajah, sekarang mengusir sepratis, bughat (pembangkang), wajib diperangi. Juga kalangan radikalisme dan teroris yang akan menghancurkan NKRI. NKRI adalah harga mati!"
Menurut Kiai Ma'ruf, bisa saja Jokowi memilih politisi, ekonom, atau kalangan lain, tapi dia memilih santri. Sementara dirinya, menerima pinangan jadi cawapres atas persetujuan para kiai.
Penerimaan dia menjadi cawapres digunjing orang terkait usia. Padahal menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), orang disebut tua kalau sudah berusia 80 tahun.
"Saya ini baru berusia 57, tapi kebalik," katanya disambut tepuk tangan dan tawa ratusan ribu jamaah yang memenuhi lapangan dan luber hingga keluar. (adi)