Ma'ruf Amin, dari Ahli Kitab Kuning Hingga Cicit Imam Masjidil Haram
Joko Widodo resmi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Ma'ruf terpilih di detik terakhir menggantikan nama Mahfud MD yang sebelumnya hampir pasti akan dipilih Jokowi.
Lantas, siapa sebenarnya KH Ma'ruf Amin yang saat ini menduduki dua jabatan strategis yakni Ketua MUI dan Rois Aam PBNU ? Pada situs mui.or.id, Ma'ruf disebutkan memimpin MUI sejak 2015. Pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943, ini menggantikan Din Syamsuddin sebagai Ketua Umum MUI. Sedangkan untuk Rois Aam PBNU, Ma'ruf terpilih pada Muktamar NU ke-33 di Jombang pada tahun 2015 silam.
Sebelum jadi Ketua MUI, sebagai ulama ahli fiqih yang disegani, Ma'ruf pernah menjadi Ketua Komisi Fatwa yang bertanggung jawab soal penerbitan fatwa MUI.
Sebagai santri, Ma'ruf pernah belajar di Pondok Pesantren Tebuireng. Dari sisi silsilah, Ma'ruf adalah cicit dari Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, ulama besar asal Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil haram.
Dalam catatan Wikipedia, Syaikh Nawawi adalah ulama yang hidup tahun 1730 hingga 1813. Para ulama Indonesia menyebut Syaikh Nawawi sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia. Ratusan buku pernah dia tulis semasa hidup.
Sebagai Rois Aam di PBNU, Ma'ruf adalah sosok yang paling dihormati di kalangan nahdliyin.
Katib Syuriah PBNU Asrorun Niam Sholeh menyebut Ma'ruf sebagai "Top of the top pimpinan Ulama Indonesia dan panutan mayoritas umat Islam Indonesia".
Ma'ruf bukan cuma ulama. Ia juga dikenal sebagai politikus. Dalam daftar kariernya, Ma'ruf pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa. Ia juga pernah menjadi Ketua Dewan Syuro partai yang didirikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. (man)
Advertisement