Ma`ruf Amin Ajak Santri dan Pesantren Ikut Majukan Indonesia
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, K.H Ma’ruf Amin mengajak para santri, alumni dan pengasuh pondok pesantren untuk berperan aktif untuk ikut mewujudkan Indonesia Maju. Ajakan itu disampaikan Kiai Ma’ruf dalam Kongres Santri dan Rapat Kerja Forum Santri Nasional (FSN) di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu, 30 Maret 2019.
“Mudah-mudahan yang disampaikan Kongres Santri dan Rapat Kerja Nasional ini menghasilkan keputusan-keputusan yang progresif dan membangun kepercayaan diri santri untuk mengambil peran peran yang lebih besar menuju tercapainya Indonesia maju,” ujar Kiai Ma’ruf.
Rais AMM PBNU ke 10 ini juga mendorong santri agar ikut menjaga kehidupan beragama yang damai dan penuh kerukunan. Santri dalam berdakwah dan mengajarkan nilai keislaman kepada masyarakat, kata Kiai Ma’ruf, perlu penyampaian yang baik tanpa unsur intimidasi apalagi caci-maki.
“Santri juga bertugas menjaga agama yang sesuai dengan Akidah ahlussunnah Waljamaah. Menjaganya dari ajaran menyimpang. Santri harus menjaga agama dengan ptanpa intimidasi tanpa fanatisme yang berlebihan tanpa pemaksaan dan memaklumi perbedaan,” imbuhnya.
Santri juga perlu mengembangkan diri dalam bidang ekonomi. Santri yang mandiri dan mampu berwirausaha, kata Kiai Ma’ruf diharapkan bisa berkontribusi untuk kepentingan negara.
“Kita harus membangun pemberdayaan. Harus mampu mandiri. Santri yang bagus itu yang pintar mengaji juga pintar berwirausaha. Juga profesional di bidang profesinya masing-masing,” ujarnya.
Terkait pengembangan Wira usaha santri itu, FSN telah membentuk Gus Iwan. yang merupakan singkatan dari Santri bagus yang pintar mengaji dan usahawan. Hal itu merupakan praktek dari konsep Arus Baru Ekonomi Indonesia.
“Santri-santri zaman now, harus adaptable. Ini zamannya sudah zaman four point d. Santri pasti mampu beradaptasi di segala zaman. Sebab kita sudah punya pedoman dalam menghadapi berbagai perubahan zaman. Yaitu Kaidah Al-muhafadzotu 'ala maqadimissahlih, Wal Akhdzu biljadidil Ashlah. Menjaga yang lama yang masih baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik yaitu melakukan transformasi dengan tetap menjaga tradisi,” tandasnya.
Sementara Ketua Panitia Kongres Santri dan Rapat Kerja FSN, Gus Arif Rahmansyah Marbun, mengungkapkan, FSN sebagai rumah besar santri ingin membangun Sinergi Poros Gerakan Sosial Keummatan dan Kebangsaan untuk Indonesia Maju. Salah satunya, FSN mendorong terwujudnya Kementerian Khusus Pondok Pesantren.
“Forum Santri Nasional sebagaimana kita cita-citakan adalah rumah besar santri, yang akan menjadi ladang khidmat bagi para santri-santri unggulan, agar santri makin maju, mandiri, dan makin berdaya,” ujarnya.
Meski demikian, Wakil Rais Amm FSN ini menegaskan bahwa organisasi FSN bukanlah organ politik. Lebih-lebih organ pemenangan yang hanya bersifat lima tahunan. Sebab Forum Santri Nasional telah dibentuk jauh hari sebelum hingar-bingar pemilu memanaskan jagat politik nasional.
“Kongres Santri ini adalah momentum kita untuk merapatkan barisan. Sahabat-sahabatku para santri FSN, saatnya kita bersatu, kita hadirkan kekuatan santri sebagapi poros pemberdayaan nasional.
Melalui Kongres pertama ini, kita berikhtiar untuk memperkuat kapasitas diri dan kelembagaan. Kita perkuat SDM santri. Kita kobarkan cita-cita FSN sebagai poros baru kemasyarakatan dan kebangsaan,” paparnya.(ist)