Martabak Bangka: Cita Rasa Legit, Cocok untuk Berbuka Puasa
Martabak manis ini cocok untuk berbuka puasa atau dinikmati sore hari bersama keluarga di rumah sambil ngopi bareng. Martabak yang satu ini memiliki cita rasa manis dengan tekstur yang legit, maka banyak yang menyukainya.
Martabak sendiri sebenarnya ada dua macam, yakni martabak manis yang diklaim sebagai makanan khas Bangka. Satunya lagi martabak telur.
Dulu martabak telur di Surabaya seperti di Jl Kalianyar, Pasar Genteng dan Pasar Blauran, rata-rata penjualnya keturunan India, memakai penutup kepala menyerupai sorban dan brewokan. Sekarang sudah digantikan orang lain.
Asli Bangka
Di daerah asalnya, martabak Bangka memiliki nama asli Hak Lo Pan, artinya kue orang Hak Lo. Hal ini tak lepas dari sejarah panjang terciptanya martabak manis.
Martabak ini diciptakan oleh warga keturunan Tionghoa Bangka yang disebut sebagai warga suku Hakka atau Khek, yang tinggal di daerah Bangka.
Kalau di Surabaya, martabak manis ini namanya berbeda lagi. Orang menyebutnya kue terang terang bulan. Warna kulit dan toppingnya juga sama.
Di Malaysia penganan ini disebut apam balik, kek atau martabak terang bulan, kek pinang, kek bandung, atau martabak jepun. Di Pontianak, makanan ini dinamakan apam pinang. Hanya namanya beda, sedang cita rasanya tetap sama.
Salah seorang penjual martabak Bangka, di Jakarta, Kok Alung mengatakan, sekarang mencari martabak asli Bangka sulit. "Orang Cina Bangka seperti saya yang berjualan martabak tinggal beberapa orang, lainya sudah tua-tua tidak mau jualan lagi," kata Alung.
Pria berusia 72 tahun, berjualan martabak bangka di Jl Raya Kemanggisan Utama Jakarta sejak tahun 1982 atau selama 42 tahun. Ia selalu ditemani istri setianya Ana yang kini berusia 68 tahun.
Uniknya kalau pulang di Jl Gili Samping Kebun Jeruk Jakarta Barat, yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari tempatnya berjualan naik sepeda ontel bersama istrinya. "Saya sudah tua, takut naik motor, lebih aman naik sepeda," kata Alung sambil melayani pembeli. Istrinya sebagai penerima order, sesekali bantu ngaduk adonan.
Alung tidak terpengaruh dengan varian baru green tea matcha atau keju mozzarella. Yakni salah satu varian topping kekinian yang diincar oleh pembeli saat ini lantaran bentuknya yang lumer. Rasanya lebih asin daripada keju parut cheddar. "Saya ingin mempertahan yang asli, karena tetap disukai," ujar Alung.
Untuk membuat martabak manis khas Bangka ternyata tidak begitu sulit. Bahan-bahan yang dibutuhkan pun terbilang simpel dan mudah didapat.
Bahan dasar pembuatan martabak Bangka terdiri atas tepung terigu, gula, dan pengembang roti. Resepnya kemudian berkembang. Pengembang roti diganti dengan telur dan soda kue. Soda kue itulah yang menciptakan lobang-lobang pada martabak.
Setelah adonan dicampur dan diaduk rata, baru kemudian dipanggang menggunakan wajan tebal dengan api kecil. Setelah masak dan mengembang kemudian martabak ditaburi gula lalu diolesi mentega, dan ditaburi toping sesuai selera sert a susu kental manis.
Untuk toping, martabak manis khas Bangka biasanya ditaburi dengan coklat butir, keju parut, kacang tanah yang dihaluskan dan wijen.
Advertisement