Marriot Identifikasi Tren Baru Industri Wisata di Indonesia
Marriott International mengidentifikasi tren industri perhotelan dalam rangka merayakan Hari Pariwisata Sedunia. Beberapa tren terus dikembangkan guna menarik wisatawan meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Marriot, pergeseran dari yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan telah menciptakan cara berpikir baru. Wisatawan semakin khawatir tentang dampak yang mereka berikan ke dunia dan telah terjadi peningkatan kesadaran akan masalah lingkungan dan sosial.
Menurut penelitian terbaru Kantar, 58 persen konsumen Asia bersedia menginvestasikan waktu dan uang untuk mendukung perusahaan yang berbuat baik, dan 63 persen sudah mempertimbangkan masalah keberlanjutan.
Kekhawatiran utama mereka untuk masalah lingkungan termasuk polusi air, peristiwa cuaca ekstrem, dan polusi udara. Sementara itu, Sustainable Travel Trends Survey Agoda pada 2021 menunjukkan masyarakat Indonesia memberi perhatian besar pada overtourism dengan diikuti pencemaran pantai, jalur air, dan penggunaan plastik sekali pakai di akomodasi tujuan wisata.
Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa mengelola sampah termasuk penggunaan plastik sekali pakai, selalu mencari akomodasi yang ramah lingkungan, dan mematikan AC dan lampu saat keluar kamar adalah tiga komitmen masyarakat Indonesia saat bepergian pasca pandemi Covid-19.
Selain itu, Indonesia juga termasuk di antara beberapa negara yang paling mungkin melakukan perjalanan ke tujuan yang kurang dikenal untuk melakukan perjalanan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Penawaran berkelanjutan yang dapat diharapkan oleh wisatawan di Pulau Dewata Bali adalah menetaskan penyu di pantai The Laguna, Luxury Collection Resort & Spa di Nusa Dua. Fenomena ini diamati hingga empat kali dalam setahun.
Ini telah menginspirasi resor untuk bekerja sama dengan Turtle Conservation and Education Center (TCEC) untuk meningkatkan kesadaran dan menawarkan edukasi tentang sampah plastik di pulau itu.
Selain itu, Laguna telah membangun struktur logam berbentuk kura-kura bernama Lulu untuk mengumpulkan sampah plastik. Lulu dikosongkan secara rutin dengan bantuan Plastic Bank Indonesia.
Plastik yang terkumpul didaur ulang dan sebagai imbalan atas sumbangan plastik, sejumlah uang diberikan dan disumbangkan ke desa-desa sekitar di Bali.
Pada awal tahun ini, Marriott International meluncurkan program Good Travel with Marriott Bonvoy yang bertujuan untuk mengubah cara pandang liburan, dari hanya berlibur menjadi sebuah kesempatan perjalanan bernilai yang memungkinkan wisatawan menjelajahi dan membangun koneksi lebih dalam pada komunitas lokal.
Keramahan terus menjadi landasan bagaimana industri pariwisata bisa menjadi lebih kuat dari menghadapi pandemi. Meskipun tren ini tidak terlalu baru, hal ini menjadi pengingat bahwa pada intinya, para wisatawan mendambakan hubungan dengan sesama manusia yang bermakna.
"Ini adalah satu hal terbaik dari sebuah pengalaman perjalanan! Baik itu untuk keperluan bisnis atau liburan, pentingnya hubungan dengan individu lain dan menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi bukan sesuatu yang remeh.
Dalam sebuah perjalanan dan acara, peserta acara virtual menginginkan pengalaman yang dikurasi berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka.
"Mengizinkan mereka untuk memilih apa dan kapan yang ingin mereka ikuti adalah tingkat personalisasi baru yang disebut sebagai tren yang akan bertahan," kata Ramesh Jackson, Area Vice President Marriott International di Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima Ngopibareng.id.
Wisatawan di Bali juga dapat menikmati sebuah lokasi tersembunyi di Uluwatu, Bali Selatan, saat menginap di Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa.
'Navigators' – tim hotel di lokasi – akan membantu para tamu memahami destinasi yang mereka kunjungi dengan lebih baik melalui informasi lokal dan rekomendasi pilihan, dari hidden gem yang ada di wilayah itu. Seperti Green Bowl Beach hingga toko roti kecil Prancis yang menyajikan roti dan kue yang fresh di lingkungan sekitar.
Menurut Marriot, mendukung bisnis lokal bukan hanya sekedar tren, tetapi hal yang penting bagi para wisatawan yang secara langsung berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi lokal.
Berdasarkan Global Consumer Insights Pulse Survey PwC pada Juni 2021, wisatawan yang tidak dapat melakukan perjalanan jauh mulai menjelajahi wilayah mereka sendiri dengan minat baru. Seperti memesan makanan dari restoran lokal, dan menemukan cara kreatif untuk menghibur dan merayakan pencapaian dengan protokol kesehatan.
Meskipun kesempatan bagi banyak orang mulai meluas, berfokus pada hal 'lokal' masih populer: 43% dari mereka yang disurvei dalam survei Pulse terbaru mengatakan aktivitas mereka menjadi lebih lokal sejak survei Pulse pertama.
Khususnya di Indonesia, 69% lebih suka beraktivitas secara lokal. Apalagi pandemi menekankan bagi banyak pelancong, bahwa semua orang berada dalam situasi yang sama.
Pemerintah di seluruh dunia mendorong perjalanan domestik dengan mendukung pihak lokal dan bagi sebagian besar orang, hal ini juga tentang memberikan kesempatan bisnis lokal favorit mereka untuk terus bertahan melawan pandemi.
Marriott International berkomitmen untuk mendukung komunitas lokal. Dengan semakin meningkatnya keinginan wisatawan untuk memberikan dampak positif bagi komunitas yang mereka kunjungi, W Bali – Seminyak, memperkenalkan Food for Thought, sebagai bagian dari Good Travel with Marriott Bonvoy.
Bergabung dengan 14 properti Marriott International lainnya di Asia Pasifik, pengalaman ini mengundang para tamu untuk menjalin hubungan langsung dengan komunitas lokal selama mereka menginap.
Dalam program ini, Marriot bermitra dengan Scholars of Sustenance (S.O.S) dan menawarkan pengalaman unik bagi para tamu untuk membantu mendistribusikan kelebihan makanan kepada anak-anak kurang mampu yang membutuhkan di seluruh Bali untuk mendorong lingkungan yang lebih bersih dan hijau.
"Dengan tema Pariwisata untuk Pertumbuhan Inklusif yang ditetapkan untuk Hari Pariwisata Sedunia tahun ini, mendukung bisnis lokal bukan hanya tren, tetapi upaya penting untuk memulai pemulihan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, kami menantikan industri pariwisata yang mendukung kehidupan ramah lingkungan, menjalin hubungan manusia yang lebih bermakna, dan mendukung komunitas lokal. Pada Hari Pariwisata Sedunia tahun ini, kami optimis perjalanan akan segera kembali normal sehingga kita dapat membangun kenangan berharga bersama orang-orang terkasih dalam waktu dekat," kata Ramesh Jackson.
Advertisement