Marquez Sempat Menolak Balapan Lagi Usai Kecelakaan Mandalika
Marc Marquez mengaku tak sadarkan diri dan tidak ingin membalap lagi setelah kecelakaan highside atau terpelanting ke udara dengan cara jatuh yang mengerikan di Mandalika.
Marc Marquez mengalami salah satu highside terburuk dalam sejarah MotoGP pada Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika awal musim lalu.
Itu adalah kecelakaan keempat dan terburuk sepanjang kariernya yang memaksanya mundur dari balapan. Kemudian, ia juga melewatkan sebagian musim untuk menjalani operasi lengan kanan lainnya.
“Beberapa kecelakaan, saya mengingat semuanya. Semuanya!” ujar Marquez sekarang mengatakan kepada BT.
"Indonesia? Saya ingat tepat sebelum kecelakaan itu. Ketika saya mulai terbang, sejak saat itu hingga akhir ketika saya tiba di dalam pit, saya tidak ingat apa-apa. Ini karena saya tidak sadarkan diri,” tuturnya.
“Saya ingat saya memiliki ban belakang baru. Saya masuk ke tikungan dengan tekanan depan yang lebih sedikit tetapi kecepatan yang sama. Saya mengunci bagian belakang. Bagian belakang mengambang, dan kembali dengan cara yang sangat agresif,” cerita Marquez soal kecelakaan itu.
Menurutnya, biasanya dirinya bisa selamat dari kecelakaan atau menghindari kecelakaan, terutama jika menggunakan ban bekas. Dengan ban bekas atau cengkeraman rendah, dirinya memiliki peringatan, karena merasakan bagian depan atau belakang meluncur, dan ia bisa bermain dengan tubuhnya di atas sepeda.
“Dengan ban baru cengkeramannya banyak, jadi semuanya lebih keras. Semuanya jadi lebih reaktif. Biasanya ketika Anda kehilangan sepeda dengan ban baru, Anda jatuh,” katanya.
“Setelah crash seperti di Indonesia? Kita adalah manusia, Anda tidak ingin membalap lagi. Maka itu menjadi profesi Anda, bukan hasrat Anda. Saya memiliki penglihatan ganda, tetapi kepala saya baik-baik saja, tubuh baik-baik saja.”
"Kemudian Anda merasa terlindungi. Ini memberi Anda kepercayaan diri untuk berkendara lagi, dan selangkah demi selangkah untuk membangun kembali kepercayaan diri dengan motornya.”
Gaya balap Marquez yang penuh risiko telah memberinya delapan gelar juara dunia, tapi diimbangi dengan serangkaian kecelakaan yang membuatnya menderita diplopia, yang merupakan masalah pengelihatan ganda.
Dikombinasikan dengan cedera lengannya, dia telah membayar risiko yang diambil untuk kecemerlangannya di atas motor.
Meski menutup musim tanpa kemenangan, Marquez sudah menunjukkan tanda-tanda kemajuan pada akhir musim dengan pole-position di Jepang dan podium di Australia.
Upayanya untuk meraih gelar ketujuh akan sangat bergantung pada bagaimana Honda dapat mengembangkan motornya di musim 2023, dan berupaya menghindari lebih banyak kecelakaan yang selama ini hambatan utamanya meraih gelar.
Advertisement