Marquez Akui Pertengkaran dengan Rossi Jadi Motivasi Ekstra
Pemimpin klasemen pembalap, Marc Marquez mengakui, salah satu faktor terbesar di balik kemenangannya di MotoGP Misano adalah pertengkarannya dengan Rossi di kualifikasi ke-2 (Q2) sehari sebelum balapan berlangsung.
Diketahui, Marquez dan Rossi sempat terlibat konflik dalam momen kontroversial pada akhir Q2. Keduanya sempat melakukan pembelaan diri atas insiden tersebut. Jika pembalap Repsol Honda itu mengaku bingung dengan motivasi Rossi menahannya lajunya, sementara Pembalap Monster Energy Yamaha itu menyatakan bahwa Marquez sengaja merusak konentrasinya pada balapan kali ini.
Beruntung, kedua pembalap itu tak menerima hukuman. Marquez pun berhasil keluar sebagai juara di MotoGP Misano kali ini setelah mengalahkan Fabio Quartararo di lap terakhir.
Marquez mengakui, sebetulnya ia merasa tak perlu finis tercepat di Grand Prix kali ini karena ia tahu pesaing terdekatnya di klasemen pembalap, Andrea Dovizioso berada jauh di belakangnya (di posisi keenam), sementara Alex Rins keluar dari balapan. Namun ia insiden di kualifikasi membuat motivasinya untuk memenangkan balapan kali ini berlipat.
“Saya tahu bahwa tidak perlu menang, karena saya melihat Rins keluar, Dovi jauh,” kata Marquez. “Tapi jujur saja, (kejadian dengan Rossi) kemarin adalah motivasi ekstra, dorongan lebih untuk balapan (kali ini) katanya dikutip dari Motorsport.
Seseorang membangunkanku. Itu adalah cara untuk bereaksi, cara terbaik untuk berbicara adalah di lintasan,” katanya.
Terkait persaingannya dengan Quartararo, Marquez mengaku mengusung strategi berbeda dibanding dengan balapan di MotoGP Silverstone Inggris, dimana ia kalah tipis dari Rins setelah kehilangan posisinya di lap terakhir.
“Saya mencoba untuk tetap di sana (di belakang Quartararo), dan kemudian saya berkata, saya mencoba atau tidak? Tapi kemudian saya mengatakan (pada diri sendiri), saya akan mencoba pada lap terakhir. (Karena) saya tidak akan tidur nyenyak (jika tidak menang),” akunya.
“Saya tahu bahwa Fabio benar-benar sangat cepat di sektor tiga. Jadi dengan alasan itu, saya mencoba menyalipnya sebelum T3, dan di T3 baru saya menutup (lajunya) di tikungan,” tambahnya.
Saya mencoba untuk menjadi pintar, dan pada akhirnya sangat menyenangkan bisa menang di sini, di Italia. Tapi yang lebih baik dari itu, saya memiliki keunggulan 93 poin menuju gelar juara.”
Marquez juga mengakui, perbedaan strategi ini karena ada margin poin yang cukup lebar setelah dua pesaingnya jauh di belakang (Dovi) dan keluar (Rins). Baginya ini sebuah keuntungan yang memungkinkan baginya untuk mengubah strategi dan bermain-main.
Pada balapan kali ini, Marquez memang tak memaksakan diri untuk berada di depan. Ia lebih sabar menunggu momen yang tepat untuk menyalip. “Pada akhirnya saya menyerangnya pada lap terakhir, karena saya tahu itu adalah cara terbaik,” terangya soal kemenangannya di MotoGP Misano.